Advertisement

Lebih Dari 6.000 Pedet Lahir dari Program Inseminasi Buatan di Sleman

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 09 Februari 2025 - 21:07 WIB
Arief Junianto
Lebih Dari 6.000 Pedet Lahir dari Program Inseminasi Buatan di Sleman Sapi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat ada 6.081 anakan sapi (pedet) yang lahir sepanjang 2024 melalui program Inseminasi Buatan (IB). Tujuan IB adalah memperbaiki kualitas pedet dan mengurangi risiko penularan penyakit melalui kontak langsung pada ternak.

Pengawas Bibit Ternak DP3 Sleman, Nanang Danardono mengatakan capaian pelaksanaan IB tahun lalu mencapai 12.385 dosis semen.

Advertisement

Pelaksanaan IB dilakukan oleh petugas atau inseminator yang tergabung dalam Paguyuban Sembada. Hingga saat ini, ada 27 inseminator yang bekerja sama dengan DP3 baik inseminator swadaya maupun pegawai negeri sipil (PNS).

Dia menerangkan keberhasilan program IB tidak selalu 100%. Ada beberapa komponen yang memengaruhi keberhasilan IB, antara lain ternak itu sendiri, kualitas semen beku, inseminator, dan ketepatan waktu pelaksanaan IB. Keempat komponen ini harus terpenuhi atau terlaksana dengan baik agar terjadi kebuntingan.

Memenuhi empat komponen tersebut bukan tanpa kendala. Nanang menyampaikan saat ini banyak pedet tidak murni lagi dari satu jenis. Ada banyak silangan sapi, seperti Peranakan Ongole (PO) X Limmosin, PO X Simmental, PO X Sapi Perah, PO X Belgian Blue, dan lainnya. “Pedet yang lahir itu nantinya kalau betina tidak menjadi induk murni,” kata Nanang dihubungi, Minggu (9/2/2025).

Kualitas semen beku yang menentukan keberhasilan IB. Sebab itu, pengiriman semen melalui standar operasional prosedur ketat agar menjaga kualitas. Semen juga dimasukkan dalam tabung khusus setelah tiba di lokasi sasaran.

Semen beku yang ada di Kabupaten Sleman selama ini berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan BBIB Lembang. Sleman juga menggunakan semen beku dari Balai Pengembangan Perbibitan Ternak dan Diagnostik Kehewanan DIY.

DP3 Sleman juga melakukan pemeriksaan rutin semen beku bekerja sama dengan Fakultas Peternakan UGM dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.

Lebih jauh, Nanang menjelaskan ketepatan waktu dalam melaksanakan IB penting. Sapi harus dalam keadaan siap kawin dengan ciri-ciri yang dapat diamati oleh peternak. Apabila indetifikasi ini meleset, potensi kegagalan IB cukup besar.

Berbeda dengan sapi potong, sapi perah mudah untuk diamati dan peternak cenderung lebih telaten dan cermat. Pasalnya, sapi dapat diperah ketika sapi telah melahirkan. Tidak ada kelahiran, maka tidak ada susu.

“Pengamatan masa kawin di sapi potong kurang telatan. Kadang pedoman peternak hanya lenguhan sapi saja. Kendala lain, hampir 90 persen konstruksi kandang sapi itu menempatkan posisi belakang atau patat sapi di area yang sukar diamati,” katanya.

Pada 2025, DP3 menarget program IB menyasar 10.365 ekor sapi potong dan 1.857 ekor sapi perah. Hingga sekarang, Kapanewon Cangkringan dan Prambanan menjadi wilayah dengan kelahiran pedet paling banyak melalui program ini.

Program IB ini juga diiringi dengan pelaksanaan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal ini guna menekan dan mecegah persebaran PMK. Dengan begitu capaian IB dapat tercapai.

Sebelumnya, Plt. Kepala DP3 Sleman, Suparmono mengatakan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memberi vaksin ke Kabupaten Sleman mencapai 273 botol atau 6.825 dosis.

Vaksin tersebut akan menekan persebaran kasus PMK yang mencapai 310 kasus per 4 Februari 2025 pukul 23.59 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anggaran BMKG Dipangkas, Begini Nasib Program Mitigasi Bencana

News
| Senin, 10 Februari 2025, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement