Advertisement

Gegara Refokusing Anggaran, 1.000 Anak Terlantar di Sleman Gagal Terima Bansos Tahun Ini

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 27 Februari 2025 - 19:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Gegara Refokusing Anggaran, 1.000 Anak Terlantar di Sleman Gagal Terima Bansos Tahun Ini Ilustrasi bantuan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman menyampaikan ada 1.391 anak terlantar. Jumlah tersebut masih belum ditambah dengan anak balita terlantar sebanyak 51 orang.

Selama ini, Pemkab Sleman rutin menyalurkan bantuan sosial (bansos) kepada mereka. Hanya saja, akibat adanya refokusing anggaran pada 2025 ini, pemberian bansos hanya bisa diberikan kepada 281 anak saja.

Advertisement

BACA JUGA: Banyak Gepeng di Gunungkidul, Rumah Singgah Layani 30 Orang Telantar

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengatakan ada tujuh kapanewon di Sleman yang memiliki jumlah anak terlantar lebih dari 100 orang. Tujuh tersebut, antara lain Kapanewon Moyudan, Seyegan, Berbah, Kalasan, Sleman, Turi, dan Cangkringan. 

Ari menerangkan Pemkab Sleman telah mengalokasikan anggaran guna membantu keberlanjutan hidup anak-anak terlantar tersebut. Per anak mendapat Rp200.000 per bulan dalam bentuk uang dengan pembagian Rp150.000 untuk pangan dan Rp50.000 untuk sandang.

Pada 2024, sasaran bansos untuk anak terlantar lebih banyak. Ada 515 sasaran. Alokasi per anak masih sama. Kapanewon Turi menjadi wilayah dengan sasaran penyaluran bansos paling banyak, 79 orang. Rinciannya, Kalurahan Bangunkerto 48 orang; Donokerto delapan orang; Girikerto dua orang; dan Wonokerto 21 orang.

BACA JUGA: Terjaring Razia, Gepeng di Sleman Bakal Langsung Dipulangkan

Adapun Kapanewon Moyudan ada 68 sasaran dengan rincian 12 orang di Kalurahan Sumberagung; 17 orang di Sumberarum; 28 orang di Sumberrahayu; dan sebelas orang di Sumbersari.

Dia menambahkan anak terlantar yang telah mendapat program keluarga harapan, maka tidak akan mendapat program bansos per makanan dan sandang dari APBD Sleman.

“Definisi terlantar secara umum adalah karena tidak terpenuhi kebutuhan dasar hidupnya, misalnya keluarga tidak mampu memberi makan yang bergizi atau layak dan pakaian layak,” kata Ari ditemui di kantornya, Kamis (27/2/2025).

Ari mengaku dia akan melakukan seleksi lebih ketat dalam memberikan bansos bagi anak terlantar pada 2025. Warga miskin akan menjadi prioritas daripada warga rentan miskin.

Meski tidak menambah penghasilan secara langsung, tegas dia, bansos akan mengurangi beban pengeluaran keluarga. Upaya ini akan memacu perekonomian keluarga.

Pekerja Sosial Dinsos Sleman, Nurul Jannah, mengatakan tindakan yang dilakukan apabila ada bayi terlantar tidak dapat Dinsos Sleman putuskan begitu saja. Apabila ada orang yang ingin mengadopsi bayi tersebut pun harus mengikuti aturan yang ada.

“Ada empat yang sudah berizin untuk mengurus pengangkatan anak. Ada empat yang sudah punya izin. Salah satunya di Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak, Bimomartani,” kata Jannah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Korupsi di Pertamina Bisa Jadi Bom Waktu di Danantara, Ini Saran Pengamat

News
| Kamis, 27 Februari 2025, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Sempat Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem, Ranu Regulo di Kawasan Bromo Tengger Semeru Dibuka Kembali

Wisata
| Sabtu, 22 Februari 2025, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement