Advertisement

Kesaksian Warga Jodog Bantul Soal Insiden Keracunan Takjil

Yosef Leon
Selasa, 18 Maret 2025 - 20:07 WIB
Ujang Hasanudin
Kesaksian Warga Jodog Bantul Soal Insiden Keracunan Takjil Ilustrasi keracunan - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL – Puluhan warga di Padukuhan Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi takjil dari masjid setempat. Dugaan sementara mengarah pada rice bowl yang dibagikan dalam acara buka puasa bersama pada Sabtu, 15 Maret 2025.

Marsid Husni 67, warga setempat, menuturkan bahwa cucunya mengalami muntah, diare, dan demam setelah mengonsumsi takjil tersebut. "Awalnya enggak tahu kalau keracunan. Anak-anak makan Sabtu, baru Minggu sore mulai ada yang mengeluh pusing, mual, dan lemas. Senin pagi makin banyak yang kena, sampai saya buat daftar, total ada 29 orang," katanya, Selasa (18/3/2025).

Advertisement

Dari daftar itu, korban berasal dari beberapa RT di Jodog dan Karangasem. Gejala umum yang dialami adalah muntah, diare, dan tubuh lemas. Beberapa korban sempat menjalani perawatan di klinik dan rumah sakit, termasuk RS Universitas Islam Indonesia (UII) Srandakan.

Salah satu orang tua korban, Ifah Rohana 36, menuturkan bahwa anaknya membawa pulang takjil berupa rice bowl berisi nasi, telur mata sapi, saus, dan taburan biji wijen. "Makan di rumah, awalnya enggak ada reaksi. Baru Minggu sore anak saya ngeluh pusing, mual, terus malamnya makin parah sampai muntah-muntah sambil tiduran," ujarnya.

BACA JUGA: Puluhan Anak di Bantul Diduga Keracunan Makanan Buka Bersama di Masjid

Ifah menduga keracunan berasal dari makanan takjil tersebut, bukan dari makanan rumahan. "Kalau dari makanan rumah, mestinya sekeluarga kena. Tapi ini yang kena cuma anak saya," tambahnya.

Dugaan itu diperkuat oleh temuan di RS UII Srandakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, beberapa pasien didiagnosis mengalami keracunan makanan. Menurut informasi warga, makanan tersebut dipesan dari catering luar wilayah, tepatnya dari Sewon. "Biasanya warga sendiri yang masak kalau ada buka puasa bersama. Tapi kemarin pesan dari catering," jelas Ifah.

Hingga kini, Dinas Kesehatan setempat telah turun tangan untuk menelusuri penyebab pasti kasus ini. Sampel makanan tengah diuji di laboratorium guna memastikan sumber kontaminasi. Warga pun diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan berbuka puasa, terutama yang berasal dari luar daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Jadwal dan Tarif DAMRI

Jadwal dan Tarif DAMRI

Jogjapolitan | 4 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

DPR Minta Polri Bentuk TPF Hilangnya Iptu Tomi Marbun

News
| Selasa, 18 Maret 2025, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih

Wisata
| Selasa, 18 Maret 2025, 16:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement