Advertisement
Long Weekend Waisak Teras Malioboro Beskalan Sepi, Pedagang Pilih Tutup Lapak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Libur panjang Hari Raya Waisak tidak dirasakan dampaknya oleh pedagang Teras Malioboro (TM) Beskalan. Karena sepi pengunjung, banyak pedagang masih menutup lapaknya.
Pantauan Harian Jogja pada Selasa (13/5/2025) siang, wisatawan di kawasan Malioboro membludak. Jalan Malioboro, sirip-sirip dan jalan di sekitar Malioboro dipadati kendaraan. Pedagang kaki lima (PKL) dadakan di sirip-sirip Malioboro semakin banyak dan laris.
Advertisement
Sayangnya lonjakan wisatawan ini tidak berpengaruh banyak pada aktivitas ekonomi di Teras Malioboro Beskalan. Hanya terlihat segelintir wisatawan keluarga atau pasangan yang terlihat masuk ke kawasan ini. Lapak pedagang yang buka kebanyakan hanya yang terletak di bagian depan. Sedangkan lapak di tengah dan belakang sebagian besar tutup.
Di salah satu ruas kios pedagang yang terdiri dari puluhan kios, siang itu hanya ada dua kios yang buka. Salah satu pedagang kaos, Rahayu, menjelaskan kios tersebut banyak yang tutup karena tidak mendapatkan penglaris, sehingga terbebani biaya operasional jika harus buka. “Di bagian sini [sepanjang ruas] hanya sekitar enam kios yang buka. Itu pun tidak setiap hari,” katanya.
Rahayu merupakan salah satu pedagang di bagian tengah yang rajin membuka kios. Setiap hari jika tidak ada keperluan mendesak, ia pasti berjualan. Ia mengayuh sepeda dari rumahnya yang berjarak 7 km di selatan Malioboro untuk berjualan, meski dagangannya tidak selalu laku.
BACA JUGA: Dua Ekor Sapi Kurban untuk Presiden Prabowo Dipasok dari Bantul
“Seminggu enggak laku, kemarin hari minggu laku Rp100.000. Kemarin ada yang beli juga karena pengunjung ke toilet lewat sini. Kadang ada bapak-bapak jalan, laku. Tapi seringnya enggak ada penglaris. Orang enggak tahu kalau di sini ada pedagang,” katanya.
Libur panjang juga tidak berpengaruh signifikan. Akses yang jauh dari jalan utama dan tidak cukup terlihat menyebabkan kondisi ini terjadi. Jalan masuk dari selatan tidak terlihat karena harus melewati musala dan area kuliner TM 1. Sedangkan dari sisi utara harus melewati area parkir dan jika malam penerangannya kurang.
Ketu Koperasi Tri Dharma, Arif Usman, menuturkan banyaknya pedagang yang tutup karena pengunjung Malioboro tidak masuk ke TM Beskalan. “Pedagang yang tiap hari buka pun harus menghabiskan tabungan untuk dapat bertahan,” katanya.
Untuk menyambung hidup, beberapa pedagang yang tutup dan masih bekerja terpaksa beralih profesi. “Ada yang menjadi ojek online, tukang, buka angkringan dan sebagainya. “Tapi kasihan yang sepuh-sepuh harus tetap bertahan dengan kondisi sekarang,” katanya.
Dari pihak pengelola menurutnya berusaha menarik pengunjung dengan mengadakan event di TM Beskalan, namun tetap tidak mendatangkan pembeli. Sementara dari pedagang sendiri ketika ingin mengusahakan sesuatu, ruang geraknya dibatasi.
“Kemarin kami sempat izin ke pengelola untuk mengadakan rembuk pedagang di mana yang list ada 125 pedagang di TM Beskalan, akan tetapi tidak diizinkan pengelola. Kalau dari pengelola mengizinkan maksimal 20 orang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Paus Leo Ajak Jurnalis Serukan Perdamaian dan Hindari Kata Agresif dalam Memberitakan Konflik
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Lima Narapidana di DIY Dapat Remisi Khusus Waisak
- Polisi Selidiki Video Viral Pengendara Diduga Diancam Sajam di Jalan Jogja-Wonosari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Selasa 13 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Selasa 13 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Akhir Mei, CASN di Bantul Akan Dilantik
Advertisement