Advertisement
Ancaman Abrasi di Kawasan Pesisir di Bantul Nyata, Jarak Terjauh Hampir 100 Meter

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul melakukan studi dan pengamatan terkait ancaman abrasi di kawasan pesisir. Hasilnya, hampir seluruh wilayah pesisir mengalami abrasi dengan jarak terjauh mencapai 96 meter dan laju rata-rata mencapai 2,3 meter per tahun.
Penelaah Teknis Kebijakan BPBD Bantul, Malichah Kurnia Pratiwi menjelaskan bahwa abrasi dipicu oleh meningkatnya frekuensi badai siklon dan berkurangnya sedimen sungai. Tingkat kerentanan di tiap wilayah bervariasi, dipengaruhi oleh elevasi dan penggunaan lahan.
Advertisement
BACA JUGA: DPUPKP Bantul Gandeng BBWSO Tangani Abrasi di Kali Progo
“Risiko abrasi di Bantul berkisar dari rendah hingga tinggi, tergantung kondisi wilayahnya. Upaya mitigasi harus dilakukan secara struktural dan nonstruktural, terutama dengan pendekatan vegetatif yang mudah dan murah,” ujar Malichah, Senin (23/6/2025).
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas penduduk dan resiliensi masyarakat pesisir secara jangka panjang, serta koordinasi lintas sektor dalam manajemen kebencanaan abrasi. "Peningkatan kapasitas penduduk dan resiliensi dalam meminimalisir risiko bencana perlu diusahakan secara periodik dan berorientasi jangka panjang," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi Nugroho mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi kerusakan yang dapat mengganggu sektor pariwisata dan ekosistem pantai akibat ancaman abrasi.
“Meskipun belum drastis, peningkatan abrasi terlihat di beberapa titik, seperti di Pantai Pandansari. Karena itu pencegahan harus dilakukan sejak dini,” ujarnya.
BACA JUGA: Ketua DPRD DIY Ajak Warga Gencarkan Penanaman Mangrove di Baros
Bambang menyebut, abrasi menyebabkan pantai yang sebelumnya landai menjadi curam dan tidak beraturan, yang bisa membahayakan keselamatan wisatawan. Jika dibiarkan, abrasi juga dikhawatirkan berdampak pada lahan publik, pertanian pesisir, hingga habitat penyu di sepanjang bentang pantai Bantul yang panjangnya kurang dari 10 kilometer.
Sebagai bentuk mitigasi, DLH telah menanam ratusan pohon cemara udang di Pantai Gua Cemara. Pohon ini berfungsi sebagai penahan alami terhadap angin laut dan abrasi. “Kami berupaya agar abrasi tidak makin parah. Vegetasi seperti cemara udang ini bisa menjadi benteng awal yang efektif,” pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Senin 23 Juni 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Senin 23 Juni 2025
- Lokasi Penjemputan Penumpang Bus Sinar Jaya Rute Malioboro ke Pantai Baron Gunungkidul Hari Ini Senin 23 Juni 2025
- Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Senin 23 Juni 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari hingga Ceper Klaten
- Jadwal Kereta Bandara YIA Hari Ini Senin 23 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
Advertisement
Advertisement