Advertisement
Ratusan Warga Ikuti Tradisi Grobyak Telaga untuk Lestarikan Lingkungan di Ponjong Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ratusan warga mengikuti tradisi Grobyak Telaga di Padukuhan Bendogede, Sumbergiri, Ponjong, Minggu (22/6/2025). Kegiatan menangkap ikan di telaga yang mengering ini berlangsung meriah karena juga diikuti oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntarningsih beserta jajarannya.
Tradisi ini diawali dengan pentas tari dan kenduri. Kenduri dilakukan sebagai bentuk wujud Syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa serta kepada alam.
Advertisement
Warga pun antusias mengikuti Grobyak Telaga dengan alat tangkap yang dimiliki. yakni anco, jaring serok besar yang diberi gagang panjang dan pecak atau serok keci) untuk menangkap ikan air tawar hasil budidaya.
Ketua Panitia Grobyak Telaga, Zainal mengatakan, tradisi menangkap ikan di telaga mengering merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. Kegiatan ini berlangsung dengan meriah karena ratusan warga bersama dengan bupati ikut turun menangkap ikan.
“Alhamdulillah, Grobyak massal bisa terlaksana dengan lancar di Telaga Klepeng. Hingga sekarang masih lestari dan harus terus dijaga,” kata Zainal, Minggu.
BACA JUGA: Ditarget Rp32 Miliar, PAD Wisata Gunungkidul Baru Tercapai Rp12 Miliar
Menurut dia, kegiatan grobyak bukan sekadar panen ikan secara bersama-sama. Pasalnya, kegiatan ini juga sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
Diharapkan dengan menangkap ikan di dasaran telaga mengering dapat menutup ponor-ponor tanah sehingga airnya tidak cepat mengering. “Ini juga untuk menjaga kebersihan telaga karena sampah-sampah yang ada juga ikut terangkut,” katanya.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, senang atas kekompakan dan kemandirian warga dalam melestarikan tradisi ini. Ia berjanji menjadikan Tradisi Grobyak Telaga menjadi kalender resmi di Kabupaten Gunungkidul.
Hal itu dikarenkan even ini bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang berkelanjutan, dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisi dan kelestarian alam. Diharapkan ke depan pengunjung dari luar daerah bisa mengikuti kegiatan ini dengan menyewa alat milik warga sehingga menumbuhkan roda perekonomian.
“Kegiatan ini banyak maknanya dan sudah berlangsung selama puluhan tahun dan terus dijaga,” katanya.
Bupati juga menekankan bahwa budaya merawat alam adalah bagian dari kebudayaan yang dimiliki sendiri. Pasalnya, kegiatan menginjak-injak lumpur menjadi bagian dari revitalisasi telaga. “Ini kearifan lokal untuk melesetarikan dengan cara yang menyenangkan,” kata Mbak Endah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perang Iran dan AS, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sarankan Pemerintahan Prabowo Lakukan Ini
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- DKP Kulonprogo Tidak Mengajukan Kampung Nelayan Merah Putih, Ini Alasannya
- Puluhan Kasus Leptospirosis Ditemukan di Sleman, 8 Orang Meninggal Dunia
- Peringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan
- Franziska Fennert Pamerkan Karya Seni Daur Ulang Plastik
- Kelurahan Suryodiningratan Optimalkan Bank Sampah dan Transporter
Advertisement
Advertisement