Advertisement

Pemkot Jogja Uji Coba Pemilahan Sampah di Depo dengan Padat Karya

Jumali
Selasa, 22 Juli 2025 - 13:47 WIB
Jumali
Pemkot Jogja Uji Coba Pemilahan Sampah di Depo dengan Padat Karya Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. ANTARA - Luqman Hakim

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja terus melakukan terobosan dalam mengatasi masalah sampah, salah satunya dengan memaksimalkan pemilahan sampah sebelum masuk ke Depo.

BACA JUGA: Empat Kemantren Pilih Gunakan Transporter

Advertisement

Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menyatakan, sudah sepekan dilakukan uji coba pemilahan sampah di Depo Mandala Krida, Lapangan Karang, THR Purawisata Jalan Brigjen Katamso dan Depo Kotabaru di Selatan Kantor RRI Jogja. Dari empat titik Depo tersebut sudah mencakup 21 kelurahan.

"Uji coba pemilahan sampah di Depo dilakukan untuk menekan volume sampah yang diangkut ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS). Dengan mengerahkan pemilah, melalui metode padat karya, nanti dilihat seperti apa penurunan sampahnya," ujarnya, dikutip dari laman Pemkot Jogja, dilihat Selasa (22/7/2025).

Pihaknya menegaskan Pemkot Jogja terus mengedukasi masyarakat agar memilah sampah. Termasuk kepada penggerobak, khususnya di Depo Kotabaru yang tengah diuji coba memberikan reward kepada penggerobak jika sampah yang dibawa tidak ada selembar plastik yang dibuang.

"Ini yang dicoba di Depo Kotabaru, ada 15 penggerobak yang coba dikasih ketentuan untuk tidak membawa selembar plastik pun ke Depo. Tentunya diberikan apresiasi untuk memilahnya, ada reward. Jadi kombinasi antara memilah di Depo dan memilah di penggerobak, kemudian secara bertahap terpilahnya sejak dari rumah, sehingga bisa lebih banyak mengurangi sampah yang dibawa ke UPS," terangnya.

Pihaknya juga menyampaikan, salah satu contoh konkret bahwa pemilahan sampah dapat menekan volume sampah yang dibawa ke Depo adalah Kemantren Pakualaman.

"Memilahnya berbasis rumah tangga, sejak di tingkat keluarga, penggerobak tidak mau mengambil kalau belum terpilah. Hasilnya yang biasanya 8 ton per hari untuk satu wilayah kemantren, sekarang bisa berkurang drastis menjadi 2,5 sampai 3 ton saja per hari," imbuhnya.

Sejalan dengan itu Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Jogja, Agus Tri Haryono menjelaskan, sampah di Kota Jogja per hari mencapai 250 sampai 260 ton. Dengan kemampuan mengolah di angka 190 sampai 200 ton, sehingga diperlukan upaya pengurangan sampah di hulu atau sumbernya sekitar 60 sampai 70 ton per hari.

"Strategi pengurangan sampah dilakukan dengan pemilahan lanjutan di Depo. Nanti sampah residu dibawa ke UPS, anorganik ke Bank Sampah Induk dan organik dibawa offtaker. Hasilnya di Depo Mandala Krida, Lapangan Karang dan THR Purawisata per hari volume sampah yang dibawa ke UPS turun berkisar antara 0,7 sampai 1 ton," jelasnya.

Kemudian hasil uji coba pemilahan oleh penggerobak di Depo Kotabaru, lanjut Agus, berdampak lebih besar pada pengurangan sampah yang dibawa ke UPS. Dengan jumlah berkisar 1 sampai 1,3 ton per hari.

"Strategi ini lebih bisa menekan volume sampah yang dibawa ke UPS, ketika sampah yang dibawa penggerobak ke Depo sudah terpilah. Apalagi ketika dari tingkat rumah tangga yang dibawa penggerobak sudah terpilah, tidak ada barang plastik dan kaca yang masuk ke Depo," katanya.

Agus juga menerangkan, penyaluran sampah anorganik terpilah bernilai ekonomis dilakukan melalui bank sampah unit di setiap RW atau mitra daur ulang lainnya. Sedangkan yang tidak punya nilai ekonomis akan dibawa penggerobak ke Depo sesuai jadwal menggunakan kantong hitam.

"Sampah organik diolah masing-masing menggunakan metode komposting baik ember tumpuk, losida, biopori, apabila tidak memilki lahan pengolahan akan dibawa penggerobak secara terpisah menggunakan plastik putih atau bening, akan dipisah sampah sisa makanan atau basah, serta sampah non makanan atau kering," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bakal Periksa Kajari Madina Terkait Kasus Dugaan Korupsi Jalan di Sumut, Kejagung: Kami Koordinasikan

News
| Selasa, 22 Juli 2025, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral

Wisata
| Senin, 21 Juli 2025, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement