Advertisement

Pemkot Jogja Tetapkan KLB Leptospirosis, Ini Alasannya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 30 Juli 2025 - 07:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Pemkot Jogja Tetapkan KLB Leptospirosis, Ini Alasannya Ilustrasi leptospirosis. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus leptospirosis pada tahun ini. 

Menurut Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo penetapan KLB tersebut dilakukan setelah terjadi peningkatan kasus leptospirosis pada tahun ini. 

Advertisement

“Kalau saya melihat, ini sudah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai KLB. Dengan begitu, kita bisa bergerak lebih cepat untuk melakukan penanganan dan sosialisasi,” katanya, Selasa (29/7/2025). 

BACA JUGA: Angka Kematian Akibat Leptospirosis di Kota Jogja Jadi Tertinggi Kedua di DIY

Dinkes Kota Jogja mencatat sebanyak 21 kasus leptospirosis hingga pertengahan tahun 2025. Dari jumlah tersebut, tujuh orang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Padahal, kasus leptospirosis tahun 2024 mencapai 10 orang penderita dengan dua orang di antaranya meninggal dunia. 

Hasto menyebut telah berkoordinasi dengan tenaga medis di Kota Jogja untuk bersiap melakukan percepatan penanganan terhadap kasus tersebut. Untuk menangani kasus tersebut, Pemkot Jogja menginstruksikan agar seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kota Jogja siap untuk menangani kasus tersebut.

Setiap Puskesmas harus menyediakan obat-obatan yang diperlukan untuk menangani penyakit tersebut. Selain itu, lanjut Hasto, setiap Puskesmas melakukan deteksi dini terhadap penyakit tersebut. 

“Deteksi dini [leptospirosis] penting. Kita punya 169 tenaga medis yang meng-cover 169 kampung, mereka ini memantau [kasus tersebut di setiap wilayah]. Ada juga 495 tim pendamping keluarga yang kita gerakkan untuk mengamati gejala leptospirosis kepada masyarakat yang mengalami gejala demam tinggi,” katanya.

Selain itu, dia pun mendorong agar seluruh lapisan masyarakat membersihkan lingkungan sekitar untuk mencegah peningkatan jumlah penderita penyakit tersebut.

"Pengendalian populasi tikus yang menjadi faktor utama penyebaran leptospirosis harus dilakukan. Jangan sampai sarang-sarang tikus dibiarkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jurist Tan, Mantan Stafsus Nadiem Makarim Jadi DPO

News
| Rabu, 30 Juli 2025, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Sangmane Studio Jogja, Berkuliner Klasik Ala Meksiko

Wisata
| Senin, 28 Juli 2025, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement