Advertisement
Produksi Susu Sapi di Sleman Diturunkan hingga 4 Liter per Ekor, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menurunkan target produksi susu akibat kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penurunan produksi susu ini terjadi sekitar 2 liter – 4 liter per ekor. Saat ini, DP3 sedang mengupayakan penambahan populasi sapi perah dengan bermacam sumber pendanaan dan pendampingan.
Advertisement
Plt. Dinas P3 Sleman, Rofiq Andriyanto, mengatakan jumlah sapi perah di Bumi Sembada saat ini sekitar 7.000 ekor – 7.300 ekor. Jumlah ini tergolong sedikit. Dia mengakui, Sleman memang kekurangan sapi perah, utamanya ketika PMK merebak di Sleman beberapa tahun lalu.
Di Sleman, produksi normal sapi perah antara 12 liter - 15 liter. Meski dapat disembuhkan, sapi perah yang pernah terkena PMK mengalami kelesuan dalam memproduksi susu.
Produksi susu untuk satu ekor sapi yang sempat terkena PMK dapat menurun hingga 4 liter atau 30% - 40% dari produksi awal. Apabila sembuh, produksi susu juga tidak maksimal.
“Memang sapi perah di Sleman ada sekitar 7.000 ekor, tapi hanya 50 persen yang bisa diperah. Sekarang ini masih pemulihan setelah kasus merebaknya PMK,” kata Rofiq ditemui di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sleman, Rabu (30/7/2025).
Rofiq menambahkan produktivitas antarsapi perah dalam periode laktasi pun berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh genetik, kualitas pakan, umur sapi, dan manajemen budidaya.
Badai PMK, kata Rofiq mendorong peternak sapi perah menjual sapi-sapi mereka. Penurunan populasi dengan begitu juga didorong oleh penjualan sapi, bukan semata akibat kematian. DP3 Sleman terus berupaya untuk mendorong populasi sapi perah di Sleman.
Sapi perah menjadi salah satu komoditas sektor peternak yang menguntungkan secara ekonomi. Apalagi dapur-dapur makan bergizi gratis (MBG) juga mendatangkan susu dari peternak di Sleman. Ini menjadi ceruk besar untuk meningkatkan perekonomian peternak.
Menurut Rofiq ada satu koperasi di Sleman yang secara rutin telah memasok kebutuhan susu untuk program MBG.
Disinggung ihwal upaya meningkatkan produksi susu, dia mengaku hal pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan dan menjaga kesehatan sapi perah. Selain terhindar dari kematian, produksi susu sapi akan meningkat apabila sapi sehat dan bahagia.
“Kami ada pendampingan juga untuk peternak lewat Puskeswan Keliling. Kalau di dunia kesehatan manusia ya namanya Pelayanan Terpadu Kesehatan Ternak,” katanya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP3 Sleman, Suryawati Purwaningtyas, mengatakan produksi susu sapi perah di Sleman sepanjang 2024 mencapai 4,3 juta liter. Produksi ini dicatat melalui data koperasi sapi perah di Sleman dengan jumlah peternak sapi perah ada 1.600 orang.
Pemasaran susu sapi selama ini dilakukan bekerja sama dengan Sari Husada, Ultra Jaya, Agen/ Retail yang banyak berasal dari Kabupaten Sleman, Boyolali, dan Magelang.
Medik Veteriner Madya DP3 Sleman, Felisitas Kristiyanti, mengatakan rasa sakit akibat PMK membuat sapi perah stress dan memincu penurunan produksi susu.
“Rasa sakit seperti demam dan penurunan nafsu makan memincu stress sehingga produksi susu berkurang,” kata Kristiyanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jaringan Gas Bumi Gaskita Akan Dibangun di Wilayah Sleman, Sasar Sektor Rumah Tangga
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Kamis 31 Juli 2025
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA, Kebumen dan Purworejo Hari Ini, Kamis 31 Juli 2025
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari ini, Kamis 31 Juli 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 31 Juli 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 31 Juli 2025, Cerah Berawan
Advertisement
Advertisement