Advertisement

Stunting di Jogja Turun, Wali Kota Targetkan di Bawah 10 Persen

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 05 November 2025 - 17:37 WIB
Maya Herawati
Stunting di Jogja Turun, Wali Kota Targetkan di Bawah 10 Persen Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. ANTARA - Luqman Hakim

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Angka prevalensi stunting di Kota Jogja mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, prevalensi stunting kini berada sekitar 9% pada Oktober 2025, turun dari 14,9% pada tahun sebelumnya. Meski begitu, Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, terus mendorong agar seluruh pihak bersinergi dalam upaya penurunan stunting.

“Turun [angka stunting]. Sekarang ini kalau laporan dari Dinkes itu ngitung dewe, katanya 9%,” ujarnya dalam Graduation Program 1000 HPK Si Penting Aksi Pencegahan Stunting di Ruang Yudhistira Balai Kota Jogja, Rabu (5/11/2025).

Advertisement

Hasto menuturkan angka prevalensi tersebut diambil dari pendataan yang dilakukan Dinkes Kota Jogja di setiap puskesmas. Namun, ia menegaskan pihaknya masih akan menunggu perhitungan angka stunting berskala nasional. Ia pun menargetkan penurunan angka stunting di bawah 10% pada akhir tahun ini.

“Saya sudah bilang ke dua kepala dinas utama yang memimpin DP3AP2KB dan Dinkes, agar target akhir tahun harus turun di bawah 10 persen. Itu harga mati,” katanya.

Hasto optimistis angka stunting di Kota Jogja dapat menurun secara signifikan karena jumlah penduduknya relatif kecil dan memiliki 495 Tenaga Pendamping Keluarga (TPK) yang aktif memantau ibu hamil dan balita di seluruh wilayah.

Selain itu, menurut Hasto, telah ada alokasi anggaran intervensi tumbuh kembang balita stunting sebesar Rp100 juta per kelurahan. Anggaran ini dapat digunakan untuk menyediakan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita stunting.

Tak hanya itu, ia juga mendorong kader posyandu agar memantau tumbuh kembang sejak masa kehamilan. Menurutnya, pemenuhan gizi ibu hamil merupakan langkah pencegahan penting agar bayi tidak lahir dalam kondisi stunting.

Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemkot Jogja menggandeng pihak swasta melalui program CSR. Tahun ini, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) bekerja sama dengan Pemkot Jogja dan Human Initiative DIY dalam pendampingan penurunan stunting di Kelurahan Sorosutan dan Tahunan.

“Dengan melibatkan pihak ketiga dan mitra CSR, kita berharap angka stunting bisa lebih cepat turun. Karena kalau dikawal ketat, hasilnya terlihat seperti di Tahunan dan Sorosutan,” katanya.

Sementara itu, Factory Director Danone Specialized Nutrition East, Amy Rosalina, menyampaikan pihaknya menjalankan program yang berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat melalui nutrisi dan pengembangan kapasitas keluarga.

“Sebagai produsen produk nutrisi, kami memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program CSR. Kami percaya kesehatan yang baik dimulai dari pola gizi dan lingkungan yang sehat,” katanya.

Dia menjelaskan salah satu bentuk komitmen tersebut diwujudkan melalui program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang merupakan periode krusial bagi tumbuh kembang anak.

“Program ini memberikan dampak signifikan bagi masyarakat Kota Jogja,” katanya.

Melalui pendekatan promotif dan preventif, program tersebut diharapkan memberi manfaat langsung bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita dalam menjaga asupan gizi dan kesehatan keluarga.

“Kita semua sadar bahwa pencegahan stunting perlu kolaborasi semua pihak. Harapannya program ini tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan generasi emas 2045,” katanya.

Sementara itu, Kepala Cabang Human Initiative DIY, Muthori, menjelaskan program pendampingan tersebut telah dijalankan sejak Januari–Oktober 2025, melibatkan 60 kader, 97 balita, serta puluhan ibu hamil di dua kelurahan. 

“Kami melakukan workshop untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan kader serta ibu hamil dan balita. Tujuannya agar mereka lebih sadar akan pentingnya gizi dan pencegahan stunting. Hasilnya cukup baik, di Kelurahan Tahunan prevalensi stunting turun 3,67%, dan di Sorosutan turun sekitar 5%,” katanya.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat berlanjut agar pencegahan balita stunting dapat dilakukan secara berkesinambungan. 

Salah satu Kader Posyandu Tahunan, Fransiska Istu Dwianti, menyatakan ia mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan tersebut. 

“Dari workshop, saya belajar banyak tentang gizi anak dan cara berkomunikasi dengan keluarga yang memiliki balita dengan gizi kurang, termasuk dalam pemberian PMT,” katanya.(Advertorial)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Daftar Empat Gubernur Riau yang Ditahan KPK, Termasuk Abdul Wahid

Daftar Empat Gubernur Riau yang Ditahan KPK, Termasuk Abdul Wahid

News
| Rabu, 05 November 2025, 19:17 WIB

Advertisement

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata
| Sabtu, 01 November 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement