Advertisement

Hingga Juli 2025, Kasus DBD di Jogja Tembus 217 , Warga Diminta Gencarkan PSN

Stefani Yulindriani Ria S. R
Jum'at, 15 Agustus 2025 - 05:47 WIB
Ujang Hasanudin
Hingga Juli 2025, Kasus DBD di Jogja Tembus 217 , Warga Diminta Gencarkan PSN Nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jogja mencapai ratusan kasus hingga pertengahan tahun 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja meminta masyarakat menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi peningkatan kasus tersebut.

Dinkes Kota Jogja mencatat kasus DBD pada Januari-Juli 2025 mencapai 217 kasus. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 215 kasus pada Januari-Juli 2024. 

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah menuturkan meskipun kasus DBD mencapai ratusan kasus hingga pertengahan tahun ini, namun dia menilai tren kasus DBD di tahun ini relatif stabil. 

“Jumlah hingga pertengahan tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, jadi kemungkinan tidak akan berbeda jauh di akhir tahun [2024],” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Dia mengaku jumlah kasus DBD tahun 2024 mencapai sekitar 300 kasus dengan tidak ada kasus kematian. Hingga saat ini pun menurutnya tidak ada kasus kematian karena DBD. 

BACA JUGA: 13 Pasangan di Jogja Ajukan Dispensasi Nikah, Mayoritas Hamil Duluan

Meski jumlahnya stabil, Lana mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Menurutnya, permasalahan sampah yang ada di Kota Jogja dan kebersihan lingkungan rumah menjadi faktor penting yang dapat menekan jumlah kasus tersebut. 

Dia pun meminta agar masyarakat melakukan PSN dengan melakukan gerakan menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air (3M) yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Dia pun meminta agar masyarakat memantau potensi penyebaran jentik nyamuk di setiap wilayah. 

Selain itu, menurut Lana, pihaknya juga telah melakukan fogging terhadap beberapa lokasi tempat tinggal penderita. Namun, menurutnya tidak semua lokasi dilakukan fogging. 

“Fogging hanya dilakukan jika ada kasus kematian atau terbukti ada penyebaran di wilayah tersebut berdasarkan penyelidikan epidemiologi,” jelasnya.

Dia menuturkan proses penyelidikan epidemiologi tersebut dilakukan dengan memeriksa 20 rumah di sekitar tempat tinggal penderita. Dari situ, beberapa wilayah dilakukan fogging untuk menekan angka penyebaran DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Dugaan Suap Pembangunan Jalur Kereta Api, Pengembalian Uang oleh Bupati Pati Tidak Menghapus Pidana

Dugaan Suap Pembangunan Jalur Kereta Api, Pengembalian Uang oleh Bupati Pati Tidak Menghapus Pidana

News
| Jum'at, 15 Agustus 2025, 06:37 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement