Advertisement

BNNK Waspadai Potensi Produksi Narkoba di Wilayah Bantul

Kiki Luqman
Selasa, 26 Agustus 2025 - 07:27 WIB
Abdul Hamied Razak
BNNK Waspadai Potensi Produksi Narkoba di Wilayah Bantul Kepala BNNK Bantul, Arfin Munajah, saat ditemui awak media Senin (28/8 - 2025).

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bantul meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran narkoba. Tidak hanya sebagai konsumen, Bantul kini juga mulai menjadi lokasi percobaan produksi.

Kepala BNNK Bantul, Arfin Munajah, menjelaskan sepanjang 2025 pihaknya telah menindaklanjuti sejumlah aduan masyarakat terkait penyalahgunaan narkoba. Penindakan dilakukan bersama tim dari BNN DIY dan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

Advertisement

BACA JUGA: BNN Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Baru Berkedok Rokok Elektrik

“Ada beberapa penangkapan di wilayah Piyungan dan Kasihan. Kami mendukung penindakan yang langsung dilakukan BNN RI,” katanya, Senin (25/8/2025).

Dalam kasus terakhir pada bulan ini, aparat menemukan sebuah rumah yang digunakan untuk memproduksi zat terlarang dengan modus menyewa satu kamar. Dari lokasi, polisi menyita sejumlah peralatan yang disebut pelaku sebagai perlengkapan produksi sabu.

“Yang kemarin ini yang di Jaranan, Panggungharjo, Sewon, itu alat-alat produksi narkoba jenis sabu. Tapi untuk bahan kimianya atau prekusor sudah habis, tetapi pengiriman barang-barangnya melalui platform daring sudah terlacak,” jelas Arfin.

Menurutnya, pengawasan terhadap aktivitas mencurigakan terus dilakukan. BNNK mencatat, sejauh 2025 ini ada sekitar 58 orang yang mengikuti program rehabilitasi. Peserta rehabilitasi tidak terbatas warga Bantul saja, melainkan juga dari luar daerah.

“Siapapun bisa ikut rehab, baik mahasiswa, pelajar SMP, hingga tahanan di Lapas Pajangan. Selama hasil pemeriksaan positif, pasti kami layani,” ujarnya.

Arfin menambahkan, hasil evaluasi program rehabilitasi tahun 2024 menunjukkan sekitar 25 persen peserta terjerat narkoba akibat permasalahan keluarga. Dominasi penyalahgunaan banyak melibatkan kalangan muda, termasuk pelajar.

“Faktor lingkungan dan komunitas teman sebaya berperan besar. Ada yang mendapat barang hanya karena ajakan dari temannya,” terangnya.

Mengenai proses rehabilitasi, Arfin menegaskan keberhasilan sangat bergantung pada dukungan keluarga dan masyarakat.

“Kalau mereka sudah tidak relapse (kambuh), berarti dianggap membaik dan bisa fokus menyongsong kehidupan selanjutnya. Tapi kalau masih sering kembali ke lingkungan komunitas pengguna, dikhawatirkan bisa relapse lagi,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya sikap berani menolak, berani melapor, dan berani ikut rehabilitasi jika sudah terlanjur terlibat.

“Di lingkungan sekolah, rumah, maupun tempat kerja, masyarakat harus waspada. Dukungan sosial sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba,” tegas Arfin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Sosok Teungku Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama untuk RI

Sosok Teungku Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama untuk RI

News
| Selasa, 26 Agustus 2025, 10:17 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement