Advertisement
3 Penyair Jogja Ikuti PPN XIII 2025
Sebanyak tiga penyair asal Jogja mengikuti perhelatan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII 2025 yang digelar pada 11-14 di Jakarta. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak tiga penyair asal Jogja mengikuti perhelatan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII 2025 yang digelar pada 11-14 di Jakarta.
PPN XIII 2025 meloloskan 50 penyair manca negara (Brunai Darussalam, Malaysia, Thailand, Singapura) serta 81 penyair Jabodetabek, dan 100 penyair Nusantara. Tiga penyair Yogya akan berangkat bersama ke PPN XIII 2025 antara lain Ulfatin CH, Joshua Igho, dan Latief Noor Rochmans.
Advertisement
Ketiga penyair asal Jogja tersebut karyanya lolos dalam kurasi ajang internasional tersebut. Puisi Ulfatin bertajuk Dalam Berlayar Joshua dengan puisi Museum Hegemoni, dan Latief dengan puisi Overture Kesadaran.
"Jogja sebagai kota sastra. Banyak penyair andal dan top di Jogja. Dengan ada yang mewakili, ini menegaskan, kancah puisi di Jogja masih bergairah," ungkap Latief, warga Caturharjo Sleman, Kamis (11/9/2025).
Adapun Joshua menambahkan setelah Temu Sastra Indonesia tidak diselenggarakan, PPN menjadi barometer kepenyairan di Asia Tenggara. Karena kurasinya sangat ketat. Kurator tidak melihat kiprah penyair.
"Pernah baca puisi di Kutub Utara, tak berpengaruh. Seleksi pada puisi yang dikirim. Itulah mengapa penyair yang lolos PPN, puisinya dinilai memiliki bobot," ujarnya.
Ulfatin, PPN XIII 2025 ajang silaturahmi dan bertukar wawasan antarpenyair Nusantara. Para penyair saling menimba pengalaman di antara penyair serumpun. "Alhamdulillah, setelah melalui seleksi, kami bisa lolos menjadi peserta dalam pertemuan ini," ucapnya.
Para penyair berterima kasih kepada Balai Bahasa yang sudah memberikan dukungan terhadap ketiga penyair untuk mengikuti ajang internasional tersebut.
Kepala Balai Bahasa Yogyakarta Anang Santosa menyambut gembira lolosnya penyair Jogja ke ajang PPN XIII 2025. Pihaknya turut mendukung kehidupan sastra di Jogja. Sastra salah satu jalan ke internasiomal. Ia mengajak kembali mendalami sastra sebagai wujud kepedulian terhadap kehidupan, berbangsa dan bernegara.
"Melalui sastra, kita bisa bergerak tak hanya masalah kebahasaan, juga kemanusiaan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Gencarkan Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Sumatra
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BNNP DIY Perketat Pintu Masuk Jelang Natal dan Tahun Baru
- Terjerat Korupsi, Lurah dan Carik Bohol Diberhentikan Sementara
- APBD DIY 2026 Diperketat, Proyek Infrastruktur Dipangkas
- Pemkab Gunungkidul Hapus Anggaran Makan Rapat Demi Efisiensi
- DPRD Sleman Minta Sistem Penyaluran Hibah Padukuhan Diperjelas
Advertisement
Advertisement




