Advertisement
Pemkab Sleman Terima Alsintan dari Badan Pangan Nasional

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mendapat bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Badan Pangan Nasional (BPN) dan Pemerintah Provinsi DIY. Serah terima dilakukan antara Gubernur DIY dengan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa di Halam Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan DIY, Jumat (26/9/2025).
Danang mengatakan bantuan alsintan tersebut akan membantu Pemkab Sleman untuk memajukan sektor pertanian Bumi Sembada. Apalagi jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) perorangan di Sleman mencapai 89.251 orang, data BPS 2024.
Advertisement
BACA JUGA: Sleman Tak Dapat Kouta Program Transmigrasi, Begini Alasan Kementrans
“Bantuan alsintan ini tentu akan memberikan manfaat besar bagi para petani di Sleman,” kata Danang dalam keterangan tertulis.
Manfaat yang dia maksud adalah alsintan akan mempermudah dan mempercepat penggarapan lahan pertanian, sehingga bisa meningkatkan produktivitas pertanian. Selain produktivitas, kualitas produk pertanian meningkat.
Peningkatan kualitas produk pertanian akan meningkatkan juga harga produk pertanian tersebut. Ketahanan pangan di Sleman juga dapat dicapai lewat bantuan alsintan.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa penyerahan alsintan ini menjadi momen penting, karena menjadi wujud nyata komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional.
“Traktor-traktor yang berjejer ini akan kita jumpai nantinya di sawah-sawah di Provinsi DIY,” kata Sri Sultan HB X.
Jumlah bantuan mesin pertanian yang diserahkan ada total 25 unit traktor dengan rincian traktor roda dua Amberjack sejumlah delapan unit dan traktor roda 2 G3000 sejumlah 17 unit. Traktor ini akan semakin menjaga dan meningkatkan produksi beras di Sleman yang selalu surplus setiap tahunnya.
Menurut catatan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, realisasi produksi beras di Bumi Sembada sepanjang 2024 mencapai 132.201,88 ton.
Plt. Kepala DP3 Sleman, Rofiq Andriyanto, menyatakan Bumi Sembada selalu surplus beras. Dengan mempertimbangkan angka konsumsi beras masyarakat Sleman 6.290 ton per bulan, ketahanan pangan beras tercapai. Stok beras yang tersisa akhirnya dijual ke luar daerah lewat perantara.
Namun, saat ini petani di Indonesia dimudahkan dalam penjualan gabah kering panen (GKP) lantaran Perum Bulog memiliki kewajiban untuk menyerap GKP di tingkat petani. Di Sleman, mereka wajib menyerap 11.000 ton GKP pada 2025. Harga per kilogram (kg) GKP pun mencapai Rp6.500. Harga ini lebih tinggi daripada yang diberikan tengkulak Rp5.500/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Program Active 2.0 Tingkatkan Penanganan Kanker Serviks di Indonesia
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- SPPG Wonosari Gunungkidul Pasok MBG untuk Ibu Hamil dan Balita
- JCW Nilai Eks Kadis Kominfo Sleman Bukan Pelaku Tunggal
- DPRD DIY Gelar FGD, Dorong Ketertiban dan Ketentraman di Masyarakat
- Eks Kadiskominfo Sleman Tersangka Korupsi, Bupati: Pembelajaran bagi Saya
- Praperadilan Ditolak, Eks Lurah Srimulyo Wajiran Legowo dan Siap Hadapi Peradilan
Advertisement
Advertisement