Advertisement

Sisa Anggaran Droping Air di Gunungkidul Akan Dikembalikan ke Kas Daerah

David Kurniawan
Sabtu, 27 September 2025 - 08:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Sisa Anggaran Droping Air di Gunungkidul Akan Dikembalikan ke Kas Daerah Droping air BPBD Gunungkiul. - Ist/ dok BPBD Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul mencatat hingga akhir September baru menyalurkan bantuan air bersih sebanyak delapan tangki. Jumlah ini, masih jauh dari alokasi yang disediakan sebanyak 1.500 tangki di 2025.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, pihaknya masih menunggu permintaan resmi berkaitan dengan penyaluran bantuan air bersih. Hingga sekarang, kata dia, baru satu permintaan dengan mengirimkan bantuan sebanyak delapan tangki ke warga di Padukuhan Kemesu, Semugih, Rongkop.

Advertisement

BACA JUGA: Pemkab Gunungkidul Bangun Drainanse di Alun-Alun Wonosari Senilai Rp848 Juta

“Droping kami laksanakan 16 September 2025. Setelah itu, belum ada permintaan lagi berkaitan dengan bantuan air bersih,” kata Sumadi, Jumat (26/9/2025).

Menurut dia, kuota bantuan masih banyak tersedia. Pasalnya, di tahun ini, pemkab mengalokasikan bantuan air bersih sebanyak 1.500 tangki.

“Yang terserap baru delapan tangki, makanya kami masih menunggu permintaan resmi agar bisa menyalurkan bantuan air bersih,” ungkapnya.

Meski belum terserap secara maksimal, Sumadi mengaku tidak khawatir. Ia berdalih, pagu anggaran masih tetap bisa digunakan, tapi saat tahun anggaran berakhir dan dananya masih tersisa, maka akan dikembalikan ke kas daerah.

“Jadi kalau masih ada sisa, maka akan dikembalikan ke pemkab,” katanya.

Menurut dia, fenomena kemarau basah yang terjadi di tahun ini ikut memberikan pengaruh terhadap penyaluran bantuan. Meski sudah memasuki musim Kering, namun masih terjadi hujan sehingga berdampak terhadap stok air di masyaarakat.

“Makanya penyaluran yang diberikan ke warga belum banyak karena stok di masyarakat masih ada,” katanya.

Ketua DPRD Gunungkidul, Endang Sri Sumiyartini mengatakan, krisis air bersih menjadi masalah yang belum terselesaikan saat musim kemarau. Ia mengakui program droping air bukan menjadi solusi jangka panjang.

“Hanya solusi sementara, makanya kami dorong pemkab untuk memikirkan solusi jangka panjang sehingga masalah krisis air bersih di musim kemarau dapat teratasi,” kata Endang.

Meski demikian, pihaknya juga terus mendorong agar pelaksanaan penyaluran bantuan air bersih juga semakin dipercepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan di Masyarakat. Adapun solusi jangka panjang yang ditawarkan bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Selain menemukan potensi sumber-sumber baru yang dilengkapi dengan program konsevasi air, juga bisa dilakukan dengan upaya perluasan layanan PDAM. Di sisi lain, juga dibutuhkan pembangunan embung sebagai tempat penampungan air yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.

“Sebenarnya potensi sumber air di Gunungkidul banyak karena memiliki sejumlah sungai bawah tanah. Ini bisa dimanfaatkan untuk perluasan jaringan air bersih ke Masyarakat, sehingga tidak lagi mengalami krisis saat kemarau,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Respons China Terkait Trump Setujui AS Ambil Alih TikTok

Respons China Terkait Trump Setujui AS Ambil Alih TikTok

News
| Sabtu, 27 September 2025, 11:07 WIB

Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Wisata
| Selasa, 23 September 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement