Advertisement
Ibu-ibu di Rejowinangun Jogja Sulap Tembok Jadi Lahan Tanam Sayur

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelompok Wanita Tani (KWT) Lorong Sayur Gembira di Gang Melati, RW 06, Rejowinangun, Kotagede, Kota Jogja, menjadi salah satu contoh kreativitas warga perkotaan dalam mengatasi keterbatasan lahan pertanian.
Sejak 2019, kelompok ini konsisten mengembangkan metode bercocok tanam di lahan sempit dengan memanfaatkan tembok sebagai media tanam.
Advertisement
BACA JUGA: Muhaimin Soroti Anak Muda Tak Mau Jadi Petani
Ketua KWT Lorong Sayur Gembira, Ely Puspitasari, menuturkan ide awal muncul setelah adanya pelatihan urban farming. Dari sana, para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok berinisiatif mengembangkan tanaman sayur dengan wall planter.
“Kita memanfaatkan lahan sempit di perkotaan, disarankan untuk bisa tanam di tembok. Dari situ kemudian terbentuk KWT dengan sekitar 20 orang anggota di dua titik,” ujar Ely, Jumat (26/9/2025).
Jenis tanaman yang dibudidayakan pun beragam, mulai dari kangkung, labu siam, hingga sawi. Seiring berjalannya waktu, kelompok ini juga menanam tanaman obat keluarga (toga). Tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan sendiri, toga yang dihasilkan juga dijual untuk menambah penghasilan para anggota.
Dalam aktivitas sehari-hari, KWT menerapkan sistem kerja bergilir untuk perawatan tanaman. Ely menjelaskan, setiap anggota memiliki jadwal piket mingguan untuk menyiram, merawat, hingga membersihkan lorong sayur.
“Kalau masa tanam kita bersama-sama. Tapi kalau rutinitas keseharian seperti perawatan menanam, mencabut rumput itu kita bergilir seminggu sekali,” jelasnya.
Hasil panen yang diperoleh tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan konsumsi anggota, tetapi sebagian juga dijual agar kelompok tetap berdaya secara ekonomi. Dukungan lahan dari yayasan di sekitar kampung semakin memacu semangat KWT Lorong Sayur Gembira untuk memperluas areal tanam.
Kreativitas kelompok ini tidak berhenti pada pemanfaatan tembok sebagai media tanam. Mereka juga mandiri dalam membuat pupuk organik. Sampah rumah tangga berupa sisa sayur dan buah diolah menjadi kompos dan pupuk cair yang digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Dengan cara tersebut, KWT Lorong Sayur Gembira disebut tidak hanya mendukung ketahanan pangan keluarga, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan sampah organik di lingkungan sekitar.
Ely berharap semangat bercocok tanam di lahan terbatas ini dapat menginspirasi warga lain di Jogja agar lebih peduli terhadap pemanfaatan ruang sempit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Romahurmuziy Bantah Mardiono Terpilih Jadi Ketum PPP secara Aklamasi
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Hampir 40 Persen Sampah di Sleman Berasal dari Empat Kapanewon Ini
- 28 Desa Wisata di Kulonprogo Berlomba untuk Menjadi Lima Terbaik
- Perlindungan Cagar Budaya di Bantul Masih Terbatas
- Nguri-Uri Budaya, Padukuhan Soromintan Sleman Gelar Jathilan Kudo Praneso
- Kapolres Kumpulkan Mitra Kamtibmas se-Bantul, Ini Tujuannya
Advertisement
Advertisement