Advertisement

BPBD Bantul Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi

Yosef Leon
Kamis, 02 Oktober 2025 - 12:27 WIB
Abdul Hamied Razak
BPBD Bantul Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi Pohon tumbang menimpa rumah akibat angin kencang di Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, beberapa waktu lalu. - Antara/ist - BPBD Gunungkidul

Advertisement

Harianjoga.com, BANTUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin kencang, hingga cuaca ekstrem memasuki peralihan dari musim kemarau ke penghujan di Oktober ini. 

Analis Mitigasi Bencana BPBD Bantul, Malichah Kurnia Pratiwi mengatakan, wilayah Bantul memiliki kerawanan berbeda sesuai kondisi geografis. Untuk banjir, kawasan perkotaan di Kapanewon Bantul kerap mengalami banjir genangan, sedangkan daerah seperti Imogiri rawan terdampak luapan sungai, terutama Sungai Celeng yang secara rutin meluap saat intensitas hujan tinggi.

Advertisement

BACA JUGA: Kisah Perjuangan Batik Tulis Giriloyo di Tengah Gempuran Batik Printing

“Kalau longsor, zona rawan ada di timur Kabupaten Bantul seperti Dlingo. Itu termasuk wilayah yang harus diwaspadai saat curah hujan meningkat,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Selain itu, wilayah Sewon juga masuk dalam catatan daerah yang sering tergenang air akibat hujan lebat. “Kami mendasarkan pada catatan kejadian sebelumnya yang menunjukkan pola berulang,” imbuhnya.

Menurut dia, BPBD telah melakukan sosialisasi keberadaan early warning system (EWS) banjir dan longsor di wilayah rawan bencana agar warga tidak hanya tahu tanda-tanda peringatan, tetapi juga mampu merespons cepat. “Kami ingin masyarakat tidak panik, tetapi sigap saat sistem peringatan dini berbunyi,” ujarnya.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol menyatakan, masyarakat perlu memperhatikan tanda-tanda cuaca ekstrem di masa pancaroba.

“Biasanya pagi hingga siang panas terik, lalu mendadak berubah hujan deras disertai angin kencang. Kondisi seperti itu berpotensi membahayakan, sehingga masyarakat diimbau menjauhi pepohonan besar atau aliran sungai,” jelas Antoni.

Menurutnya, kawasan Imogiri, Pundong, hingga Dlingo menjadi daerah yang paling sering terdampak banjir maupun longsor. Meski begitu, BPBD tetap menekankan kewaspadaan menyeluruh di seluruh wilayah di daerah ini.

BPBD, kata dia juga telah menyiagakan tim reaksi cepat (TRC), Damkarmat, serta jejaring Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat kapanewon dan kalurahan untuk mengantisipasi dan memitigasi munculnya bencana cuaca ekstrem. 

“Koordinasi sudah dilakukan bersama teman-teman di lapangan. Selain itu, bidang pencegahan dan kesiapsiagaan juga rutin melakukan sosialisasi tentang mitigasi cuaca ekstrem serta penggunaan EWS banjir dan longsor,” terang Antoni.

Pihaknya mengingatkan masyarakat agar lebih waspada sepanjang Oktober, karena intensitas hujan diperkirakan mulai meningkat sejak dasarian pertama hingga ketiga bulan ini, sebelum memasuki puncak hujan di akhir tahun mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

DPR RI Tetapkan Kemenhaj Jadi Mitra Komisi VIII

DPR RI Tetapkan Kemenhaj Jadi Mitra Komisi VIII

News
| Kamis, 02 Oktober 2025, 14:37 WIB

Advertisement

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo

Wisata
| Kamis, 02 Oktober 2025, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement