Advertisement
Korban Keracunan MBG di Gunungkidul Masih Ada yang Dirawat di RSUD
Foto ilustrasi sakit perut - keracunan. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul terus memantau korban dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kapanewon Saptosari. Hingga Kamis (30/10/2025) siang, masih ada lima korban yang dirawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, ada hampir 700 korban yang diduga keracunan dari program MBG pada Selasa (28/10/2025). Meski demikian, tidak semua yang mengkonsumsi dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas.
Advertisement
“Gejalanya ada yang mual, muntah, sakit perut, diare hingga pusing-pusing,” katanya.
Ia mencatat ada ada 40 korban yang dirawat di Puskesmas Saptosari. Hingga Kamis siang sudah tidak ada korban yang dirawat di puskesmas ini.
BACA JUGA
Layanan perawatan dugaan keracunan juga dilakukan di RSUD Saptosari. Ismono mencatat ada 45 korban yang dirujuk dan sempat mendapatkan perawatan.
Ia memastikan mayoritas korban sudah diperbolehkan pulang. Namun, Ismono juga tidak menampik masih ada beberapa korban yang masih menjalani perawatan di RSUD Saptosari.
“Satu orang masih dirawat dan menunggu visiting dokter guna mengetahui kondisi terkini. Sedangkan empat korban lain masih menjalani observasi di IGD,” katanya.
Menurut dia, kondisi para korban akan terus dipantau guna memastikan kesehatannya. “Nanti kami update lagi. Yang jelas, mayoritas korban sudah pulang, walaupun masih ada beberapa yang menjalani perawatan,” katanya.
SPPG Planjan Ditutup
Buntut adanya kasus keracunan dengan ratusan korban membuat SPPG Planjan yang melayani MBG ditutup sementara. Ismono mengungkapkan, penutupan dilakukan sejak Selasa sehingga tidak melayani pengiriman menu untuk anak sekolah.
Meski demikian, ia memastikan bahwa kebijakan penutupan sepenuhnya jadi kewenangan Badan Gizi Nasional (BGN). “Kami hanya tahu, pasca-kejadian ada penutupan SPPG. Kebijakan itu dilakukan oleh BGN,” katanya.
Terpisah, Koordinator Regional MBG DIY, Wirandita Gagat W mengatakan, BGN komitmen untuk terus menjaga keamanan pangan, kualitas gizi, serta kepercayaan masyarakat terhadap program MBG. Prinsip keselamatan peserta didik sebagai prioritas utama didalam pelaksanaanya.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas kejadian dugaan keracunan di Kapanewon Saptosari, BGN segera mengambil langkah cepat untuk menelusuri penyebab kejadian.
“Untuk sementara juga memberhentikan operasional SPPG Planjan-Saptosari, guna kepentingan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengolahan serta distribusi makanan,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih menginstruksikan petugas di Dinas Kesehatan untuk siaga, termasuk menyiapkan ambulan guna memberikan pertolongan secepatnya. Langkah ini dilakukan untuk penanganan dugaan keracunan dari program MBG di Saptosari.
“Hari ini sudah saya hitung ada 695 korban yang diduga keracunan. Korban tidak hanya murid, tapi juga ada sepuluh guru yang mengalami gejala sama,” kata Mbak Endah kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
Dia menjelaskan, paling banyak korban berasal dari SMK Negeri 1 Saptosari. Di sekolah ini, total ada 476 murid dan sepuluh guru terindikasi keracunan.
Sedangkan, korban lain ditemukan di SMP Negeri 1 Saptosari dengan jumlah sebanyak 186 korban. “Kejadiannya kemarin [Selasa 28/10/2025] dan gejala berlanjut hingga sekarang. Puluhan murid juga dilaporkan tidak masuk sekolah akibat kejadian ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Uya Kuya hingga Eko Patrio Masuk Daftar Pemeriksaan MKD DPR
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Dinpar DIY: Festival Lampion di Bantul Aman Tidak Ada Kebakaran
- Siswa SMP Kulonprogo Terjerat Judol, Ibunya Dapat Modal Usaha
- 695 Siswa dan Guru di Saptosari Gunungkidul Diduga Keracunan MBG
- 9.448 Siswa di Gunungkidul Siap Ikuti Tes Kemampuan Akademik
- Ular Sowo Kembang Masuk Kandang Ayam, Damkar Kulonprogo Turun Tangan
Advertisement
Advertisement



