Advertisement
Angka Stunting Gunungkidul Turun Jadi 16,2 Persen, Ini Resepnya
Ilustrasi Posyandu Antara - Irwansyah Putra
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul terus berkomitmen menekan angka stunting dengan memastikan pemenuhan gizi ibu hamil dan balita, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan yang menjadi periode emas tumbuh kembang anak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono, mengatakan penanganan stunting harus dilakukan secara bersama-sama karena dampaknya tidak hanya pada tumbuh kembang anak, tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan dan kualitas generasi muda di masa depan.
Advertisement
“1.000 hari pertama jadi kunci dan paling menentukan. Kami berupaya agar ibu hamil dan bayi hingga usia dua tahun mendapatkan asupan gizi mencukupi agar tidak stunting,” ujarnya, Minggu (9/11/2025).
Ia menjelaskan, Dinkes Gunungkidul memastikan pemenuhan gizi melalui Program Makanan Tambahan (PMT) yang melibatkan kader PKK, posyandu, hingga pamong kalurahan. Upaya tersebut juga dijalankan secara lintas sektor agar hasilnya optimal.
BACA JUGA
Selain PMT, penanganan stunting turut dilakukan melalui edukasi dan sosialisasi perubahan perilaku, terutama terkait pola asuh, kebersihan, dan sanitasi lingkungan rumah tangga.
“Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, kesehatan anak dan keluarga bisa lebih terjaga,” imbuh Ismono.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan bahwa berbagai program pencegahan dan penanganan stunting telah menunjukkan hasil positif. Angka prevalensi stunting terus menurun setiap tahun.
Pada 2023 prevalensi stunting tercatat 22,2%, menurun menjadi 19,7% pada 2024, dan kembali turun menjadi 16,2% pada 2025.
“Capaian ini luar biasa. Penurunan yang konsisten menunjukkan bahwa program kami berjalan efektif,” ucap Joko.
Ia menambahkan, beberapa program unggulan terus diperluas, salah satunya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang sudah berjalan di 18 kapanewon. Program ini melibatkan masyarakat mampu untuk membantu kelompok rentan dalam pemenuhan gizi.
Selain itu, Pemkab juga menggencarkan Gerakan Ayah Teladan, yang mengajak para ayah berperan aktif dalam mendukung pola asuh dan gizi keluarga.
“Masalah stunting tidak hanya urusan kesehatan, tapi juga sosial dan ekonomi. Karena itu, pencegahan harus melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat,” tegas Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Marsinah Ditetapkan Pahlawan Nasional, Bersanding dengan Soeharto
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



