Advertisement
KPAA 2025 Usai, Dua Program Budaya Baru Dimulai Disbud
Taman Budaya. - Foto ilustrasi dibuat oleh AI - ChatGPT
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo baru saja menggelar pameran lukis anak. Pameran yang bertajuk Kulonprogo Annual Art (KPAA) 2025 mampu menyedot pengunjung sebanyak 700 orang. Penutupan pameran tersebut dilanjutkan dengan program Sigro Mentas dan Sambang Rowang.
Kepala Disbud Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan, pameran lukis itu melibatkan 50 anak. Setiap anak masing-masing menampilkan dua karya. "Pameran yang didanai Dana Keistimewaan (Danais) 2025 ini dikunjungi 700 orang dari berbagai kalangan," katanya, Kamis (27/11/2025).
Advertisement
Joko mengaku, pameran yang biasanya menampilkan karya seniman profesional kini dari kalangan anak-anak. Tujuannya untuk menumbuhkan kreativitas. Kini, pameran tersebut sudah selesai dan Disbud Kulonprogo menghadirkan dua program pemberdayaan masyarakat melalui kesenian.
"Kami meluncurkan program Sigro Mentas dan Sambang Rowang untuk pemberdayaan kebudayaan," ujarnya.
BACA JUGA
Joko menuturkan, Sigro Mentas yang memiliki filosofi segera tampil, segera bangkit. Menurutnya, Sigro Mentas berfokus pada pembinaan kelompok kesenian dua kalurahan yang masuk kategori miskin.
Ia berharap adanya Sigro Mentas dapat memberdayakan masyarakat miskin melalui seni agar mampu segera tampil dan segera bangkit secara ekonomi. "Kegiatannya di Kalurahan Sidomulyo dengan fokus pembinaan wayang wong humor dan Kalurahan Giripurwo dengan pembinaan ketoprak lesung," ucapnya.
Dua lokasi itu yang dijadikan pilot project Sigro Mentas. Joko mengungkapkan, output yang ingin dicapai dari Sigro Mentas ini keinginannya dapat menjadi prioritas tanggapan atau undangan pertunjukan untuk berbagai kegiatan. Baik hajatan lokal ataupun agenda pemerintahan. "Pilot project pada pembinaan kelompok kesenian untuk pemberdayaan masyarakat miskin," katanya.
Sedangkan Sambang Rowang merupakan program untuk menggali dan menghidupkan kembali kesenian yang terancam punah. Sambang Rowang bertujuan untuk melestarikan kesenian warisan yang tidak memiliki penerus. Nantnya akan dihadirkan maestro seni Jogja untuk membina komunitas lokal.
"Sasaran Sambang Rowang di Kalurahan Tirtorahayu dengan kesenian Rodat dan Kalurahan Gerbosari dengan kesenian bangilun. Kedua kesenian itu nasibnya hampir punah," ucap Joko.
Dia menilai, dengan dua program ini Disbud Kulonprogo tidak hanya berfokus pada pelestarian saja. Namun, kebudayaan sebagai solusi nyata untuk masalah sosial terutama kemiskinan daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





