Advertisement

Hari Disabilitas Internasional, Pendidikan Khusus Hadapi Kendala Finan

Catur Dwi Janati
Kamis, 04 Desember 2025 - 18:17 WIB
Maya Herawati
Hari Disabilitas Internasional, Pendidikan Khusus Hadapi Kendala Finan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti hadir dalam Puncak Peringatan Hari Disabilitas Internasional digelar di Sleman pada Rabu (3/12/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pemenuhan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih menghadapi kendala, mulai dari keterbatasan finansial hingga kurangnya guru pendamping. Masalah ini menjadi sorotan pada puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Sleman, Rabu (3/12/2025).

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas bagi semua, termasuk anak berkebutuhan khusus, melalui pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Advertisement

Mu'ti menjelaskan, Undang-Undang No.20/2003 secara tegas menyatakan anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan khusus. Namun, implementasinya menghadapi berbagai tantangan.

“Dalam menunaikan amanat konstitusi, ada kendala teologis, kultural, dan finansial, ” kata Mu'ti dalam acara Hari Disabilitas Internasional 2025 di Sleman, Rabu (3/12/2025).

Pada aspek kultural, sebagian masyarakat masih merasa malu memiliki anak berkebutuhan khusus, padahal pandangan dan sikap semacam ini tidak boleh terjadi.

Sementara pada sisi finansial, Mu'ti mengakui pelayanan anak berkebutuhan khusus memerlukan biaya dan layanan tambahan, namun hal ini tidak boleh menghalangi pemberian layanan terbaik bagi mereka.

“Itu semua tidak boleh menjadi halangan bagi kita untuk terus bergerak dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka adalah anugerah Tuhan dan bagian dari kita yang harus diterima dengan sepenuh hati serta dikembangkan bakat dan minatnya, ” tegas Mu'ti.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus memperkuat regulasi melalui peraturan menteri terkait pendidikan inklusif, termasuk sistem penerimaan murid baru tahun 2025 melalui jalur afirmasi.

“Melalui jalur afirmasi, kami memberikan peluang khusus bagi anak-anak dari keluarga ekonomi kurang mampu dan berkebutuhan khusus. Sekolah-sekolah diupayakan menerima mereka sekaligus mengembangkan sekolah luar biasa bagi anak-anak luar biasa, ” tandasnya.

Di luar aspek finansial, Mu'ti juga menyoroti kendala SDM, terutama kekurangan guru pendamping untuk anak berkebutuhan khusus.

“Mulai 2026, Kemendikdasmen berkomitmen menyelenggarakan pelatihan bagi guru pendamping untuk sekolah inklusi dan sekolah luar biasa, ” kata Mu'ti.

Mu'ti menekankan perlunya terciptanya budaya sekolah yang aman dan nyaman, di mana sekolah menjadi rumah kedua dan lingkungan sosial yang mendukung semua anak.

“Peringatan Hari Disabilitas Internasional ini bukan sekadar formalitas, tetapi awal untuk berbuat lebih baik agar anak-anak berkebutuhan khusus memperoleh hak-haknya, ” ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menyebut sejumlah kegiatan Kemendikdasmen dalam peringatan ini, termasuk Senam Indonesia Sehat, promosi dunia usaha yang mempekerjakan penyandang disabilitas, serta peresmian 18 SLB hasil revitalisasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Indonesia Dapat Dukungan Liga Muslim Dunia untuk Bangun Kampung Haji

Indonesia Dapat Dukungan Liga Muslim Dunia untuk Bangun Kampung Haji

News
| Kamis, 04 Desember 2025, 16:57 WIB

Advertisement

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

Wisata
| Minggu, 30 November 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement