Advertisement
BGN Alihkan Ratusan Dapur MBG untuk Pengungsi Sumatra
Foto ilustrasi menu Makan Bergizi Gratis, dibuat menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Gizi Nasional (BGN) mengalihkan ratusan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung pemenuhan pangan para pengungsi banjir dan longsor di Sumatra. Langkah ini dilakukan guna memastikan kebutuhan makan harian tetap terpenuhi sepanjang masa tanggap darurat.
Sebanyak 319 SPPG tercatat aktif mendistribusikan makanan di tiga provinsi terdampak, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Operasional dapur berjalan dengan dukungan anggaran tambahan yang sudah disalurkan BGN untuk memastikan layanan tidak terhenti.
Advertisement
Selain dapur yang dialihfungsikan, BGN juga memantau puluhan SPPG yang tidak aktif akibat kerusakan sarana maupun gangguan komunikasi. Di Aceh, sebagian dapur MBG masih beroperasi normal karena berada jauh dari pusat bencana, sementara lainnya difokuskan untuk kebutuhan pengungsi.
“Sampai saat ini ada 319 SPPG yang melayani pengungsi. Ada 105 di Aceh, kemudian 108 di Sumatra Utara, dan 66 di Sumatra Barat,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana saat ditemui di Kompleks Kepatihan Jogja, Rabu (9/12/2025).
BACA JUGA
Ia menegaskan bahwa pelayanan dapur MBG akan terus berjalan selama para penyintas masih tinggal di lokasi pengungsian. Kondisi sekolah yang masih libur dan banyaknya kelompok rentan membuat kebutuhan makanan harus dipenuhi setiap hari.
Dadan menambahkan bahwa operasional dapur MBG di wilayah terdampaj masih dapat berjalan karena BGN telah menyalurkan anggaran tambahan ke SPPG di daerah.
“Karena kami sudah mengirimkan uang cukup ke masing-masing SPPG yang menangani pengungsi agar mereka tetap bisa melaksanakan programnya. Apalagi BNPB, kemudian TNI, Polri dan Kementerian Sosial meminta kita untuk ikut terlibat, kita akan tetap laksanakan,” ungkapnya.
Meski demikian, sejumlah SPPG dilaporkan tidak aktif akibat terganggu dampak bencana. BGN masih menyelidiki lebih lanjut apakah ketidakaktifan itu disebabkan kerusakan fisik atau hambatan komunikasi.
“Ada yang rusak, cuma jumlahnya belum bisa kita identifikasi. Karena ada di Sumatra Utara 44 SPPG yang tidak aktif, di Aceh ada kurang lebih 180-an yang tidak aktif. Tapi kita belum identifikasi apakah itu terkait gangguan sinyal atau SPPG-nya hilang,” jelasnya.
Di luar wilayah terdampak langsung, beberapa dapur MBG tetap menjalankan kegiatan normal. Dadan mencatat di Aceh ada puluhan dapur MBG yang masih beroperasi sesuai program reguler karena lokasinya jauh dari pusat bencana.
“Di Aceh sendiri ada 81 yang tetap melaksanakan program MBG normal yang jauh dari daerah bencana. Tapi yang di daerah bencana semua dialokasikan untuk menangani pengungsi,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
22 Korban Kebakaran Ruko Terra Drone Utuh dan Teridentifikasi
Advertisement
Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




