Advertisement
Sultan Soroti Kemacetan, DIY Terapkan Pola Lalin Baru Nataru
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X,saat ditemui wartawan di Kepatihan, Jumat (17/10/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan perlunya pola lalu lintas baru pada masa Nataru 2025/2026 untuk mengurai kepadatan yang setiap tahun menghambat akses menuju Kota Jogja.
Penerapan jalur luar ringroad dianggap menjadi solusi ketika ringroad sudah tidak mampu menampung kendaraan yang melintas dari arah timur, utara, maupun barat. Pemerintah DIY berupaya memastikan kenyamanan wisatawan sekaligus menjaga kelancaran mobilitas warga lokal.
Advertisement
Polda DIY melalui Operasi Lilin Progo 2025 menempatkan 21 pos pengamanan, 19 pos jaga, dan delapan pos pantai guna mengantisipasi cuaca ekstrem serta lonjakan wisata. Peringatan dini gelombang tinggi di pesisir selatan juga diperkuat untuk melindungi wisatawan dan masyarakat.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X berharap ada pola rekayasa lalu lintas yang lebih efektif. Ia menilai pengaturan lalu lintas pada libur Nataru tahun sebelumnya belum mampu mengurai kepadatan kendaraan di jalur menuju Kota Jogja. Menurutnya, upaya menciptakan kondisi perjalanan yang nyaman bagi wisatawan dan warga DIY harus menjadi prioritas.
BACA JUGA
“Perlu dipertimbangkan bagaimana agar bisa memecah konsentrasi lalu lintas kendaraan. Ini juga perlu agar bagi yang hanya ingin sekadar lewat Jogja, tidak perlu masuk kota atau jalur yang menuju kota,” ujarnya.
Sultan menyampaikan bahwa jalur alternatif untuk kendaraan yang sekadar melintas tidak bisa hanya mengandalkan ringroad. Ia mengusulkan jalur yang lebih luar agar beban lalu lintas tidak menumpuk di Sleman dan Kulonprogo seperti libur Nataru sebelumnya.
“Ringroad itu sudah terlalu dekat dengan kota. Jadi mungkin untuk yang dari arah timur, jika sekadar lewat, bisa dialihkan dengan belok kiri di Prambanan lewat jalan menuju Piyungan. Kalau ingin ke utara, bisa dicarikan jalur belok kanan menuju Tempel lalu ke arah Magelang,” katanya.
Ia juga meminta penambahan penunjuk arah yang lebih jelas untuk memudahkan pengendara. Selain itu, Sri Sultan mengimbau peran aktif Jaga Warga selama libur Nataru untuk menjaga kondusivitas di wilayah masing-masing. “Harapannya, Jaga Warga juga bisa ikut standby. Bisa dengan saling bergantian, setidaknya di kalurahan, supaya kalau ada apa-apa bisa berkoordinasi dengan lebih cepat,” jelasnya.
Sementara itu, Polda dan Pemda DIY menyiapkan langkah terpadu menghadapi lonjakan pergerakan masyarakat pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Operasi Lilin Progo 2025 akan melibatkan 1.975 personel Polda DIY yang diperkuat 700 personel lintas instansi serta komunitas. Sebanyak 21 pos pengamanan, 19 pos jaga, dan delapan pos pantai didirikan untuk mengantisipasi kerawanan dan cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Chrestina Erni Widyastuti, memproyeksikan pergerakan kendaraan selama periode Nataru mencapai 4 juta unit. Arus kendaraan yang tidak memiliki tujuan ke Kota Jogja akan langsung diarahkan ke jalur alternatif.
“Konsentrasi kendaraan perlu dipecah. Kendaraan pribadi maupun bus yang hanya melintas tidak diperbolehkan masuk kota. Mereka akan diarahkan ke ruas-ruas jalan alternatif,” katanya.
Dishub telah menyiapkan tujuh jalur alternatif untuk memecah arus kendaraan termasuk mengurangi kepadatan di kawasan Malioboro. Rekayasa lalu lintas di sekitar Jembatan Kewek juga berpengaruh karena kendaraan berat, terutama bus wisata, dilarang melintas akibat struktur jembatan yang rawan.
“Saat ini masih terjadi kemacetan karena sosialisasi belum dilakukan secara masif. Kami memprediksi akan muncul titik kemacetan baru di kawasan Kridosono. Seluruh kondisi tersebut akan kami evaluasi satu hingga dua hari ke depan,” jelasnya.
Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono mengungkapkan berbagai potensi kerawanan, termasuk cuaca ekstrem dan aktivitas Gunung Merapi, telah dibahas dalam rapat Forkompimda. Lonjakan pergerakan wisatawan menjadi perhatian utama karena berpotensi menimbulkan kemacetan dan gangguan keamanan.
Selama Operasi Lilin Progo 2025, kepolisian dan instansi terkait akan memperkuat pengawasan di kawasan wisata, termasuk memberikan peringatan dini potensi gelombang tinggi bagi warga dan wisatawan di pantai selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





