Advertisement

Nataru 2026, DLHK DIY Imbau Kurangi Sampah dari Sumbernya

Lugas Subarkah
Selasa, 16 Desember 2025 - 08:57 WIB
Sunartono
Nataru 2026, DLHK DIY Imbau Kurangi Sampah dari Sumbernya Ilustrasi sampah organik - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Lonjakan volume sampah selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 diantisipasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY dengan menguatkan pengurangan sampah langsung dari sumbernya.

DLHK DIY bersama dinas lingkungan hidup kabupaten dan kota akan berbagi peran dalam penanganan sampah, mulai dari evakuasi depo yang penuh hingga pengendalian timbulan sampah di lokasi keramaian.

Advertisement

Upaya ini menjadi krusial mengingat TPA Piyungan masih menjadi tujuan utama pengangkutan sampah meski kondisinya telah melebihi kapasitas ideal.

Kepala Balai Pengelolaan Sampah DLHK DIY, Aris Prasena, menjelaskan penanganan sampah pada libur nataru akan dilakukan oleh DLHHK DIY bersama Dinas Lingkungan Hidup kabupaten-kota dengan pembagian peran masing-masing.

“Kami melakukan upaya evakuasi depo-depo yang penuh dan meluap. Sementara kebijakan atau terobosan untuk pengendalian dan pengurangannya dilakukan oleh pemerintah kota, termasuk pembatasan-pembatasan tertentu, saling berbagi,” ujarnya, Senin (15/12/2025).

Untuk evakuasi sampah, DLHK DIY masih mengandalkan TPA Piyungan sebagai tujuan pengangkutan. “Periode ini dari Natal sampai maksimal minggu pertama atau minggu kedua Januari 2026, karena efeknya kan liburan sekolah sampai sekitar tanggal 3 Januari,” katanya.

Mengingat kondisi TPA Piyungan yang sebenarnya sudah overload, ia berharap pengguatan upaya pengurangan sampah di hulu atau dari sumber. “Yang kami harapkan, penanganan di hulu, baik di event maupun di lokasi-lokasi keramaian, menjadi porsi kabupaten dan kota,” ungkapnya.

Pengurangan sampah dari sumber ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengurangan produksi sampah, pemilahan sampa hingga penolahan sampah organik. Pengolahan sampah organik bisa memberi dampak signifikan karena komposisinya 50% lebih dari seluruh timbulan sampah.

“Dari total timbulan harian sekitar 300-330 ton, lebih dari 50 persen di antaranya merupakan sampah organik. Artinya sekitar 150 ton lebih itu sebenarnya bisa ditangani dari hulu,” paparnya.

Sayangnya pengurangan sampah di Kota Jogja masih di kisaran 25 ton per hari, jauh dari total sampah organik yang dihasilkan. “Kalau organiknya bisa terselesaikan hampir 50 persen, itu hampir sekitar seratusan ton. Nah, itu yang nanti bisa dioptimalkan atau dipercepat oleh di kota bersama masyarakat,” ungkapnya.

Peran masyarakat dalam pemilahan sampah dari sumber harus terus dikuatkan, karena menurutnya selama ini belum berjalan optimal. “Sudah ada fasilitas, seperti ember dan pengambilan sampah jemput bola, itu yang harus diperbanyak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Konflik Laut Hitam Memanas: Ukraina Klaim Hancurkan Kapal Selam

Konflik Laut Hitam Memanas: Ukraina Klaim Hancurkan Kapal Selam

News
| Selasa, 16 Desember 2025, 14:27 WIB

Advertisement

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Wisata
| Jum'at, 12 Desember 2025, 14:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement