Advertisement
Nataru 2026, DLHK DIY Imbau Kurangi Sampah dari Sumbernya
Ilustrasi sampah organik - Foto dibuat oleh AI - StockCake
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Lonjakan volume sampah selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 diantisipasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY dengan menguatkan pengurangan sampah langsung dari sumbernya.
DLHK DIY bersama dinas lingkungan hidup kabupaten dan kota akan berbagi peran dalam penanganan sampah, mulai dari evakuasi depo yang penuh hingga pengendalian timbulan sampah di lokasi keramaian.
Advertisement
Upaya ini menjadi krusial mengingat TPA Piyungan masih menjadi tujuan utama pengangkutan sampah meski kondisinya telah melebihi kapasitas ideal.
Kepala Balai Pengelolaan Sampah DLHK DIY, Aris Prasena, menjelaskan penanganan sampah pada libur nataru akan dilakukan oleh DLHHK DIY bersama Dinas Lingkungan Hidup kabupaten-kota dengan pembagian peran masing-masing.
BACA JUGA
“Kami melakukan upaya evakuasi depo-depo yang penuh dan meluap. Sementara kebijakan atau terobosan untuk pengendalian dan pengurangannya dilakukan oleh pemerintah kota, termasuk pembatasan-pembatasan tertentu, saling berbagi,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Untuk evakuasi sampah, DLHK DIY masih mengandalkan TPA Piyungan sebagai tujuan pengangkutan. “Periode ini dari Natal sampai maksimal minggu pertama atau minggu kedua Januari 2026, karena efeknya kan liburan sekolah sampai sekitar tanggal 3 Januari,” katanya.
Mengingat kondisi TPA Piyungan yang sebenarnya sudah overload, ia berharap pengguatan upaya pengurangan sampah di hulu atau dari sumber. “Yang kami harapkan, penanganan di hulu, baik di event maupun di lokasi-lokasi keramaian, menjadi porsi kabupaten dan kota,” ungkapnya.
Pengurangan sampah dari sumber ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengurangan produksi sampah, pemilahan sampa hingga penolahan sampah organik. Pengolahan sampah organik bisa memberi dampak signifikan karena komposisinya 50% lebih dari seluruh timbulan sampah.
“Dari total timbulan harian sekitar 300-330 ton, lebih dari 50 persen di antaranya merupakan sampah organik. Artinya sekitar 150 ton lebih itu sebenarnya bisa ditangani dari hulu,” paparnya.
Sayangnya pengurangan sampah di Kota Jogja masih di kisaran 25 ton per hari, jauh dari total sampah organik yang dihasilkan. “Kalau organiknya bisa terselesaikan hampir 50 persen, itu hampir sekitar seratusan ton. Nah, itu yang nanti bisa dioptimalkan atau dipercepat oleh di kota bersama masyarakat,” ungkapnya.
Peran masyarakat dalam pemilahan sampah dari sumber harus terus dikuatkan, karena menurutnya selama ini belum berjalan optimal. “Sudah ada fasilitas, seperti ember dan pengambilan sampah jemput bola, itu yang harus diperbanyak,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Konflik Laut Hitam Memanas: Ukraina Klaim Hancurkan Kapal Selam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan 109 Kios Relokasi Pantai Sepanjang Rampung Lebih Cepat
- IAS Gelar Pelatihan Facility Care Bersertifikasi BNSP untuk Warga YIA
- Nataru Lancar, Kontraktor Tol Jogja-Solo Tambal Jalan dan Stop Truk
- Viral Dugaan Klitih Ngampilan, Polisi Kumpulkan Saksi
- Nataru di Gunungkidul, Ibu Hamil Didata dan Pengamanan Disiapkan
Advertisement
Advertisement




