Advertisement

Kasus DBD di Sleman Turun Signifikan Sepanjang 2025, Nol Kematian

Andreas Yuda Pramono
Senin, 29 Desember 2025 - 20:07 WIB
Jumali
Kasus DBD di Sleman Turun Signifikan Sepanjang 2025, Nol Kematian Nyamuk Aedes Aegypti / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat penurunan tajam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2025 dengan nol kematian, berkat penguatan pencegahan dan meningkatnya kesadaran masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, mengungkapkan bahwa hingga pekan ke-52 tahun 2025, tercatat sebanyak 418 kasus DBD dengan nol kematian. Angka ini menurun tajam dibanding tahun 2024 yang mencapai 675 kasus dengan dua kematian.

Advertisement

“Gamping menempati posisi pertama kapanewon dengan kasus paling banyak,” kata Khamidah saat dihubungi, Senin (29/12/2025).

Berdasarkan data Dinkes Sleman, lima wilayah kapanewon dengan sebaran kasus tertinggi secara berurutan adalah:

  • Gamping
  • Ngaglik
  • Godean
  • Seyegan
  • Mlati

Khamidah menjelaskan bahwa posisi tiga besar wilayah tersebut seringkali bergantian. Tingginya kepadatan penduduk serta mobilitas warga yang cepat di wilayah penyangga kota ini menjadi faktor utama pendorong persebaran virus dengue.

Langkah Pencegahan 3M Plus
Meski angka kasus menurun, Dinkes Sleman tetap menekankan pentingnya pencegahan. Masyarakat diimbau untuk konsisten menjalankan gerakan 3M Plus sebagai perlindungan utama.

“Kalau terkait upaya pencegahan kasus DBD, tidak jauh berbeda sebagaimana yang kami sampaikan sebelumnya,” jelas Khamidah.

Adapun empat pilar utama pencegahan yang harus dilakukan masyarakat meliputi:

  • Menjaga kebersihan: Memastikan tidak ada genangan air di sekitar hunian.
  • Pengelolaan sampah: Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
  • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Meningkatkan daya tahan tubuh dan kebersihan diri.
  • Gerakan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur/mendaur ulang barang bekas.

Unsur Plus (+) dalam gerakan ini mencakup penggunaan losion antinyamuk, memasang kelambu saat tidur, menaburkan larvasida (abate) di penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah.

Dinkes Sleman juga terus memperkuat lini pertahanan melalui sosialisasi rutin dan pembentukan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Selain itu, dilakukan pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) secara berkala.

Pemerintah pusat dan daerah juga mengandalkan teknologi Wolbachia, bimbingan teknis bagi tenaga kesehatan, pemberian larvasida, hingga tindakan pengasapan (fogging) pada wilayah yang ditemukan kasus penularan aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Musim Dingin Ekstrem Gaza Tewaskan 15 Orang, Tiga Bayi

Musim Dingin Ekstrem Gaza Tewaskan 15 Orang, Tiga Bayi

News
| Senin, 29 Desember 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Wisata
| Senin, 29 Desember 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement