Advertisement

Transportasi Sumbang Penurunan Kualitas Udara Terbanyak

Fahmi Ahmad Burhan
Minggu, 29 April 2018 - 13:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Transportasi Sumbang Penurunan Kualitas Udara Terbanyak Ilustrasi menanam pohon - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menyatakan 80% moda transportasi di Sleman menyumbang polusi dan penurunan kualitas udara. Berbagai langkah seperti uji emisi gas buang dan penanaman pohon terus dilakukan untuk mengurangi polusi.

Kasi Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan DLH Sleman, Rahmat Budi Saptono, mengatakan faktor yang paling banyak menurunkan kualitas udara di Sleman yaitu gas buang kendaraan bermotor. “Sekitar 80 persen moda transportasi menurunkan kualitas udara,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Jumat (27/4).

Advertisement

Ia mengatakan selain gas buang kendaraan bermotor, ada faktor lain yang memicu menurunnya kualitas udara, yaitu sektor industri atau asap pembuangan dari pabrik. Sampai saat ini, menurut Rahmat, DLH Sleman tidak bisa memantau secara rutin. DLH hanya menggunakan metode passive sampler untuk melihat kualitas udara. Uji kualitas udara itu dilakukan terakhir pada 2017 dengan menggunakan sampel di empat titik sesuai standar, yaitu di kawasan Terminal Condongcatur, kawasan Kantor Dinas Perhubungan Sleman, kawasan industri PT Westapusaka Kusuma, dan kawasan permukiman di Perumahan Sleman Permai I. Dari hasil uji yang digelar, kualitas udara di Sleman masih dalam taraf aman atau jauh dari ambang batas.

Menurut Rahmat, meskipun masih aman, ada tren peningkatan polusi akibat kendaraan bermotor. “Meskipun masih aman dan kualitas udara baik, ketika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan lama kelamaan kualitas udara bakal semakin menurun,” ujarnya.

Dia mengatakan beberapa kandungan dari gas buang kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Kandungan karbonmonoksida berdampak pada gangguan berpikir, dan dalam kadar besar akan menyebabkan kematian. Hidrokarbon juga akan menyebabkan iritasi mata, batuk, dan bercak di kulit.

Rahmat Budi Saptono mengatakan langkah-langkah dalam mencegah agar tren penurunan kualitas udara tidak terjadi yaitu dengan uji emisi dan penanaman pohon. “Kendaraan bermotor harus diuji emisinya, jadi ketika tidak lolos, langsung diperhatikan untuk menekan gas buangnya. Selain itu, pohon yang berfungsi menyerap karbonmonoksida harus diperbanyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perbaikan Tol Bocimi Akibat Longsor Ditargetkan Rampung Juni

News
| Selasa, 16 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement