Advertisement

Ratu Hemas Galau Banyak Warga Tak Paham Batik Printing dan Tulis

Ujang Hasanudin
Sabtu, 01 September 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Ratu Hemas Galau Banyak Warga Tak Paham Batik Printing dan Tulis GKR Hemas - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengaku prihatin dengan maraknya batik printing atau batik cap dan mulai banyak digunakan masyarakat. Ia berharap penjual batik printing dapat memisahkan antara batik printing dan batik tulis agar masyarakat juga mengetahuinya.

Demikian keprihatinan Hemas yang diungkapkan dalam pembukaan Gebyar Batik Bantul 2018 di Pendopo Parasamya, Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bantul, Jumat (31/8/2018). "Karena itu saya berharap kepada Pemda DIY kalau bisa yang menjual batik printing ini diharapkan betul-betul punya kesadaran memisahkn antara batik printing dan tulis pada saat dijual," kata Hemas.

Advertisement

Menurut Hemas pemisahan penjulan batik printing dan batik tulis sangat penting supaya masyarakat dapat membedakannya mana batik printing dan mana batik tulis. Sebab selama ini masih ada masyarakat yang belum memahami perbedaan kedua jenis batik tersebut.

Permaisuri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini meminta Pemda DIY bisa menertibkan para pedagang batik di sepanjang Malioboro. "Tidak hanya diimbau, syukur-syukur Bapak Gubernur bisa mengeluarkan aturan bahwa penjualan batik printing harus dipisahkan dengan batik tradisional," ujar Hemas.

Aturan pemisahan penjualan batik tersebut dikuinya merupakan bagian dari usaha untuk menaikkan nilai batik tulis sehingga masyarakat benar-benar mengenal pasar batik yang sesungguhnya. Hemas mengaku sudah berkeliling bahwa batik yang beredar di Jogja bukan hanya produksi dari kabupaten dan kota di DIY, namun juga dari beberapa daerah, seperti Pekalongan, Cirebon, dan Pamekasan.

Namun dari hasil kelilingnyan ke berbagai daerah produksi batik, kata Hemas, meski setiap daerah memiliki corak masing-masing dari batiknya, yang tidak kalah membanggakan adalah bahwa produsen batik di luar derah itu juga masih mengacu ke Jogja, karena sejarah batik berasal dari Jogja.

Gebyar Batik Bantul 2018 akan digelar hingga 2 September mendatang. Kegiatan untuk menyambut perhelatan Jogja Interntional Batik Biennale (JIBB) pada 2-3 Oktober itu sudah dimulai dengan bazar batik yang diikuti 75 stan dari kabupaten dan kota, gerakan anak SD membatik bersama, dan lomba desain busana batik.

Hemas mengapresiasi kegiatan penyambutan JIBB tersebut. Tokoh perempuan yang baru saja mendapat penghargaan Bintang Mahaputra dari Presiden RI sebagai tokoh perjuangan perempuan dan masyarakat sipil ini mengaku sudah mengajak sejumlah daerah produsen batik untuk ikut serta menyemarakan JIBB.

Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan batik saat ini bukan hanya sebatas tradisional namun sudah bertranspormasi menjadi seni batik internasional yang harus dilestarikan. Batik juga bukan menjadi simbol pemersatu bangsa karena masing-masing daerah memiliki batik dengan coraknya yang khasa.

Ia berharap momen Gebyar Batik Bantul dalam rangka JIBB mampu membawa batik Bantul ke ranah keragaman dunia dan membanggakan Bantul. Halim menyatakan Bantul sudah ditetapkan sebagai kabupaten kretif kria dari Badan Ekonomi Kreatif pada 2017 lalu. Penetapan tersebut tidak lepas dari kontribusi industri kreatif Bantul yang ekspornya banyak. Bahkan sektor industri kreatif nilainya jauh melebihi pertanian, salah satunya dari industri kreatif batik.

Batik, wayang, dan keris yang menjadi heritage dunia paling banyak diproduksi dari Bantul. "Gebyar Batik Bantul harapannya dapat memacu semangat pengrajin untuk terus berinovasi dan mampu menstandarisasi produknya agar memiliki daya jual tinggi. Pada akkhirnya meningkatkan taraf hidup pengrajinnya," kata Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement