Advertisement

Pembangunan Pesisir Selatan, Bantul Masih Rahasiakan Investor

Ujang Hasanudin
Sabtu, 01 September 2018 - 08:10 WIB
Laila Rochmatin
Pembangunan Pesisir Selatan, Bantul Masih Rahasiakan Investor Gumuk pasir di Pantai Parangtritis. - IST/Humas Pemkab Bantul

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Pemerintah Kabupaten Bantul belum mau membocorkan investor yang sudah pasti membangun sejumlah fasilitas pendukung pariwisata di pesisir selatan Bantul. Sampai saat ini penjajakan dengan investor masih terus dilakukan.

"Masih penjajakan. Investor masih ingin mengkaji visibilitas," kata Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Bantul, Isa Budi Hartomo, Jumat (31/8/2018).

Kendati demikian, dari sekitar 10 investor yang sudah rutin berkomunikasi, Isa mengaku sudah ada dua yang sudah mendekati kesepakatan.

Advertisement

Menurut dia, para investor yang akan berinvestasi di wilayah pesisir selatan Bantul itu tidak jauh dari pendukung wisata, seperti hotel, resort, dan restoran. Isa berharap investor bisa memulai pembangunan di awal 2019 mendatang, mengingat operasional bandara baru di Kulonprogo juga akan beroperasi lebih cepat.

Ia tidak ingin muluk-muluk mencari banyak investor. "Kalau ada satu dua yang sudah membangun saya yakin ke depannya dengan sendirinya bermunculan," kata Isa. Terlebih, jembatan Kretek II di Laguna Depok, Parangtritis dipastikan mulai dibangun awal tahun depan, karena dana dari Pemerintah Pusat sudah siap.

Isa tidak menyebut di titik mana investor yang sudah serius akan membangun hotel dan resort tersebut. Namun berdasarkan peta rencana pembangunan pesisir selatan, wilayah Baros, Tirtohargo, Kretek yang akan menjadi pusat pembangunan fisik pendukung wisata internasional. Kawasan tersebut akan dibuat seperti kota baru Pattaya di Thailand.

Sementara bagian barat Pantai Samas sampai Pandansimo lebih banyak ruang terbuka. Isa mengatakan meski banyak ruang terbuka, tetapi beberapa titik tetap diizinkan untuk investor membangun fasilitas pendukung wisata dengan syarat bangunan lebih kecil dan tidak bertingkat. "Karena wilayah Samas ke barat ruangnya terlalu mepet ke pantai," ujar dia.

Disinggung soal lahan pertanian yang terancam pembangunan, Isa mengatakan dalam rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Bantul sudah jelas antara Bantul utara, tengah, dan selatan. Kawasan pertanian lebih banyak di wilayah tengah. Sementara wilayah selatan adalah kawasan pariwisata.

Meski demikian, kata dia, tidak menutup kemungkinan wilayah selatan juga ada kawasan khusus pertanian. Namun jenis pertaniannya yang berhubungan dengan wisata. Ia mengapresiasi usulan kepala Desa Srigading yang menginginkan pusat pertanian di timur pantai Samas.

"Memang kami juga akan menyiapkan titik khusus pertanian yang dipadukan dengan wisata," ucap Isa.

Selain itu, kawasan barat Samas dikui dia, juga akan banyak titik pertanian yang dipertahankan. Hanya, sambung Isa, konsep pertaniannya tidak seperti sekarang yang kurang tertata. Ia berharap dengan adanya desain penataan kawasan selatan lokasi pertanian lebih rapi dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

Seperti tanaman bunga yang akhir-akhir ini marak di sepanjang jalur jalan lintas selatan (JJLS) bagian barat Samas. Menurut dia, tanaman bunga bisa menjadi nilai tambah wisata yang perlu dipertahankan, tetapi harus tertata agar wisatawan yang datang tidak kecewa. Selain tanaman bunga, juga ada tanaman sayuran yang masih perlu dipertahankan.

"Walaupun menjadi kawasan perdagangan dan jasa tetapi tetap ada ruang terbuka yang akan dipertahankan karena menjadi keunggulan wisata Bantul," kata Isa.
Ia menegaskan yang menjadi pusat pembangunan fisik dengan sasaran wisatawan mancanegara sudah ditentukn ada di wilayah Baros.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement