Advertisement

Digelontor Rp750 Juta, Minat Budi Daya Garam di Pesisir DIY Masih Rendah

Sunartono
Selasa, 11 September 2018 - 19:20 WIB
Arief Junianto
Digelontor Rp750 Juta, Minat Budi Daya Garam di Pesisir DIY Masih Rendah Ilustrasi budidaya garam. - Bisnis Indonesia

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Minat masyarakat pesisir selatan DIY untuk bertani garam masih rendah. Padahal Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY memberikan hibah kepada para petani garam rakyat dengan nilai total Rp750 juta di 2018.

Kepala Seksi Teknis Tangkap DKP DIY Catur Nur Amin mengatakan usaha garam rakyat ini sebagai salah satu upaya DIY dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) petani garam untuk membangun lahan garam skala besar. Saat ini pihaknya sedang mendorong minat masyarakat pesisir selatan untuk menekuni usaha pertanian garam.

Advertisement

Untuk sementara, kata dia, hanya ada tiga lokasi yang dinilai siap untuk memproduksi garam rakyat antara lain di pesisir Pantai Sepanjang di Kecamatan Tanjungsari dan Pantai Dadap Ayam Kecamatan Saptosari, Gunungkidul; serta Pantai Pandansari, Kecamatan Srandakan, Bantul. 

Khusus untuk Pantai Sepanjang, sebelumnya diakui Catur sudah menerima dana hibah dari Gubernur DIY pada 2017 silam. Karena minat masyarakat sekitar terus bertambah Pemda DIY menambah jumlah bantuan pada 2018 dengan nominal Rp450 juta untuk kelompok di Pantai Sepanjang dan Rp300 juta untuk Dadap Ayam.

"Di [pantai] sepanjang sudah jalan, tahun ini sepanjang lokasinya lebih luas dan  masyarakatnya antusias sehingga tahun ini juga beri hibah lagi. Kalau Kanigoro [Dadap Ayam] baru tahun ini, setelah diberi pelatihan kelompoknya minat sehingga tahun ini diberi hibah," terangnya, Senin (10/9/2018).

Catur membenarkan rendahnya minat masyarakat pesisir selatan DIY untuk membudidayakan garam. Mereka rata-rata belum bersedia menekuni usaha ini sebelum ada bukti nyata bahwa bertani garam itu menguntungkan.

Oleh karena itu pihaknya juga menganggarkan secara khusus untuk memberikan pelatihan kepada warga pesisir yang memiliki minat dan berpotensi mampu mengembangkan produksi garam rakyat. Langkah itu ditempuh untuk membentuk SDM petani agar memiliki pengalaman dalam pengelolaan garam untuk menyongsong pembangunan lahan garam skala besar.

"Sementara [anggaran] untuk tiga lokasi dulu kalau langsung program banyak masyarakat belum siap, terus belum yakin kalau itu menguntungkan. Kami tetap menganggarkan pelatihan, nanti lokasi yang masyarakatnya minat untuk diadakan pelatihan dan usaha garam rakyat itu kami fasilitasi, kalau masyarakat sendiri belum minat susah juga nanti," ucap dia.

Untuk itu, Pemda DIY diakui dia bekerja sama dengan salah satu balai penyuluhan di Tegal, Jawa Tengah untuk memberikan pelatihan membuat garam bagi petani garam DIY. Sebelum memberikan pelatihan DKP melakukan survei di seluruh kawasan pesisir dari Congot Kulonprogo hingga Sadeng Gunungkidul.

Namun khusus untuk Kulonprogo belum ada warga yang siap dan minat dengan usaha garam rakyat. Selain lokasinya yang cenderung tidak memungkinkan karena sudah banyak lahan digunakan pertanian dan tambak, serta masyarakat sendiri kurang tertarik sehingga untuk Kulonprogo tidak ada pelatihan.

Begitu juga dengan kawasan pesisir Bantul, minat masyarakat juga masih rendah. Dari hasil survei, pihaknya hanya menemukan satu kelompok di Pantai Pandansari Srandakan yang memiliki minat bertani garam kemudian diberikan pelatihan.

Di kawasan ini sudah mulai dibentuk sejumlah titik lahan garam, sayangnya sumur tempat mengambil air terendam ketika terjadi air pasang beberapa waktu lalu. "Saat ini baru sekitar 60 petani yang memiliki minat bertani garam dari ketiga lokasi itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement