Advertisement
Budi Daya Garam di Pantai Sepanjang Gunungkidul Belum Optimal

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Budidaya garam di Pantai Sepanjang di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari dinilai masih belum optimal. Upaya menggandeng koperasi berskala nasional akan dilakukan agar produksinya bisa ditingkatkan guna mendukung program swasembada garam.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Johan Wijayanto mengatakan, potensi budidaya garam di Pantai Sepanjang sangat bagus. Hal ini dikarenakan kualitas dari air laut yang dimiliki baik sehingga berpengaruh terhadap hasil produksinya.
Advertisement
“Budidaya di Pantai Sepanjang tinggal satu-satunya di DIY. sebab, tempat lain seperti di Pantai Dadapayam di Kapanewon Kanigoro juga sudah berhenti beroperasi,” katanya, Senin (8/9/2025).
BACA JUGA: Pantai Sepanjang Hasilkan 2,2 Ton Garam
Meski demikian, ia mengakui untuk skala produksinya masih belum bisa optimal. Oleh karena itu, ada rencana menggandeng kerja sama dengan koperasi berksala nasional yang telah berpengalaman dalam industry pergaraman.
“Sudah mulai dirintis kerja sama ini. harapannya bisa berhasil,” katanya.
Menurut dia, kerja sama tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi. Namun, sambung Johan, juga bisa memberikan efek terhadap peningkatan kesejahteraan bagi para pembudidaya.
“Jadi akan ada pendampingan agar kualitas produksinya terjaga. Tentunya, juga ada upaya membantu dalam proses pemasaran karena memang ada target DIY menjadi salah satu daerah yang bisa swasembada garam dari Pemerintah Pusat,” katanya.
Ketua Koperasi Produsen Garam Tirta Bahari di Pantai Sepanjang, Wahyono mengatakan, usaha budidaya garam sudah dirintis sejak 2013 lalu. Namun, ia tidak menampik sempat terjadi pasang surut hingga akhirnya bisa berjalan dengan baiks sejak ada instruksi dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X untuk mengoptimalkan dalam budidaya.
“Garam yang dihasilkan masuk kualitas premium. Sudah ada produk yang kami hasilkan, bahkan ada yang untuk kecantikan,” kata Wahyono.
Meski demikian, ia mengakui, proses produksinya belum bisa dioptimalkan. Pasalnya, dalam kurun waktu satu bulan baru dapat memroduksi sekitar 1,5 ton. “Kalau diakumulasi setahun baru mencapai kisaran 50 ton,” katanya.
Menurut dia, sudah ada rencana kerja sama dengan koperasi untuk meningkatkan produksi maupun menjaga kualitas garam yang dihasilkan. Diharapkan dengan kerja sama ini, maka produksi bisa menembus di angka 120 ton dalam setahun.
“Harapannya produksi bisa ditingkatkan dan para petani garam dapat menikmati hasilnya,” kata Wahyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement