Advertisement
Polisi Periksa Gerombolan Bercadar Perusak Properti Tradisi Sedekah Laut di Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Polisi memeriksa sejumlah orang yang diduga merusak properti acara tradisi sedekah laut di Pantai Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul, yang sedianya digelar Sabtu (13/10/2018) pagi. Tradisi tahunan itu batal digelar setelah segerombolan orang bercadar merusak berbagai properti acara tersebut.
Kapolres Bantul, AKBP Sahat Marisi Hasibuan saat dimintai konfirmasi membenarkan kejadian pengrusakan di Pantai Baru tersebut. Pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk spanduk yang dipasang setelah pengrusakan. Sejumlah orang yang diduga ikut merusak juga sudah diperiksa.
Advertisement
"Kalau tidak salah ada sembilan orang yang diperiksa," kata Sahat, Sabtu.
Pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail karena proses pemeriksaan masih terus dilakukan polisi. Sahat juga menginginkan penjelasan yang utuh dalam peristiwa tersebut karena banyak informasi beredar yang belum jelas kebenarannya. "Yang jelas kami periksa peran masing-masing [terduga]," kata Sahat.
Meski panitia acara sudah tidak mempersoalkan kejadian tersebut, namun polisi, kata Sahat, butuh penjelasan yang utuh, sehingga pihaknya tetap memproses kasus pengrusakan itu. Selain memeriksa pelaku, polisi juga terus melengkapi keterangan dari sejumlah saksi.
Perusakan itu terjadi pada Jumat (12/10/2018) tengah malam.Acara sedekah laut yang sudah berlangsung tiap tahun itu akhirnya hanya menggelar acara pentas keseniannya tanpa acara pelarungan sesaji ke laut. Seorang nelayan Pantai Baru, Tuwuh, 48, membenarkan pengrusakan properti sedekah laut tersebut.
"Baru kali ini acara sedekah laut di batalkan. Tenda dan panggung kehormatan sudah terpasang tapi tidak ada sedekah lautnya," kata Tuwuh, Sabtu.
Menurut Tuwuh, pengrusakan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB di sekitar pintu masuk Pantai Baru, tepatnya dekat patung ikan hiu dan macan yang menjadi ikon pantai tersebut. Gerombolan orang sekitar 50 orang datang dengan sekitar 20 kendaraan roda empat dan sejumlah kendaraan roda dua.
Mereka langsung merusak gapura tempat acara, meja, dan mengobrak-abrik kursi tamu yang sudah tertata rapi. "Bilang Allahu Akbar, pakai cadar, nyacahbonggol [mencacah penjor] otomatis bawa senjata tajam [sajam]," kata Tuwuh.
Setelah melakukan pengrusakan, pelaku kemudian memasang spanduk bertuliskan, 'Kami menolak Semua Kesyirikan Berbalut Budaya Sedekah Laut atau Selainnya'. Tuwuh sendiri mengaku menyaksikan langsung kejadian tersebut namun tidak bisa berbuat banyak karena ketakutan.
Akibat kejadian tersebut, sejumlah agenda termasuk agenda puncak berupa labuhan pun batal digelar. Acara hanya menggelar pentas kesenian reog. Makanan sesajian pun akhirnya dibagikan langsung kepada warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
Advertisement
Advertisement