Advertisement

Kualitas Sanitasi Bagus, Kulonprogo Diganjar Penghargaan STBM Berkelanjutan

Uli Febriarni
Jum'at, 19 Oktober 2018 - 13:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kualitas Sanitasi Bagus, Kulonprogo Diganjar Penghargaan STBM Berkelanjutan Ilustrasi sanitasi masyarakat - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGOKabupaten Kulonprogo meraih penghargaan Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penghargaan diberikan kepada Kulonprogo dan 23 daerah lainnya sebagai kabupaten/kota Stop BABS/ ODF.

Penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek di Jakarta diberikan sebagai penghargaan dalam upaya memobilisasi masyarakat untuk terlibat dalam penyediaan layanan sanitasi berkelanjutan berbasis masyarakat pada 2018.

Advertisement

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, menjelaskan sertifikat penghargaan STBM Berkelanjutan juga sebagai apresiasi terhadap pencapaian kabupaten yang telah terverifikasi Setop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Selain itu memiliki inovasi terbaik dalam mempertahankan kondisi SBS dan meningkatkan kualitas akses sanitasi dan layanan berbasis masyarakat.

Menurut dia tanpa dukungan semua organisasi perangkat daerah terkait, stakeholder, tokoh masyarakat, dan semua masyarakat, tidak mungkin program STBM di Kulonprogo bisa berjalan dengan baik. "Harapannya tentu perilaku hidup sehat bagi masyarakat terus dapat dijaga dengan baik," ujarnya, Kamis (18/10/2018).

Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo, Slamet Riyanto, mengungkapkan lewat penghargaan tersebut Kulonprogo dinilai berhasil pada pilar pertama STBM, yaitu setop BABS dan pembangunan jamban serta berbagai inovasi yang intinya mengutamakan kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat.

Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Nanggulan, Ika Heristyowati, menuturukan di Kecamatan Nanggulan semua desa sudah mendeklarasikan setop BABS. Sanitarian Puskesmas Panjatan II, Susilo Ratnawati, menyebutkan di Desa Bojong, Panjatan, penerapan STBM dilakukan lewat beragam agenda misalnya sosialisasi STBM, pemicuan, monitoring pasca pemicuan, serta sosialisasi jamban sehat. Selain itu ada program percepatan agar masyarakat berhenti BABS. Program tersebut dinamakan Kerja Lintas Sektor dalam Akses Sanitasi Masyarakat (Jalin Asmara).

"Jalin asmara adalah upaya untuk lebih menggerakkan peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan. Selain mampu meningkatkan akses jamban sehat di Desa Bojong, kegiatan ini dikembangkan untuk memenuhi akses sanitasi lainnya," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

TWC Targetkan Wisatawan Candi Borobudur & Prambanan Naik 37% Saat Libur Lebaran

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement