Advertisement

Ini Alasan Sebaiknya Menolak Sedotan Plastik

Sunartono
Minggu, 04 November 2018 - 07:17 WIB
Nina Atmasari
 Ini Alasan Sebaiknya Menolak Sedotan Plastik Aktivis DCA Amrullah Rosadi (kiri) dan GM Marketing PT Fast Food Indonesia Hendra Yuniarto (kanan) dalam kampanye menolak sedotan plastik, Sabtu (3/11/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Aktivis lingkungan dari Divers Clean Action (DCA) menemukan adanya 400 sedotan plastik di setiap 100 meter garis pantai dalam penelitian yang dilakukan. Keprihatinan akan sampah sedotan plastik ini membuat salah satu perusahaan restoran cepat saji PT Fast Food Indonesia bersama para aktivis DCA mengajak masyarakat terutama konsumennya untuk menolak sedotan plastik.

Aktivis Lingkungan dari DCA Amrullah Rosadi mengatakan sampah plastik di lautan saat ini kian memprihatinkan. Jika sampah plastik biasa masih dapat didaur ulang atau ada pihak yang bersedia mendaur ulang. Namun berbeda dengan sedotan plastik yang tidak ada pihak bersedia mendaur ulang sampah jenis ini. Butuh 500 tahun agar sedotan plastik bisa terurai secara alami.

Advertisement

Jumlah sedotan plastik yang terbuang setiap harinya bisa mencapai 93,24 juta berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lain. Karena tidak ada yang mendaur ulang maka sedotan plastik seringkali berakhir di laut. Terbukti, kata dia, dalam aksi bersih-bersih dan penelitian yang dilakukan timnya dalam setiap sejam pencarian di 100 meter panjang garis pantai di dalam laut ditemukan 400 sedotan plastik.

"Kami menemukan 400 sedotan plastik di setiap 100 meter garis pantai dalam waktu sejam, itu di lautan dengan berpenghuni. Kalau di laut dengan pulau tak berpenghuni dari aksi yang kami lakukan kami menemukan 37 sedotan plastik," ungkapnya dalam diskusi di Gerai KFC Jalan Sudirman, Kota Jogja, Sabtu (3/11/2018).

Ia mengatakan keberadaan sedotan di dalam lautan sangat membahayakan makhluk hidup di bawah laut. Sedotan dapat menutup hidung penyu dan akan menjadi masalah tersendiri bagi biota laut lainnya karena ada rantai makanan yang terganggu. Oleh karena itu pihaknya mengkampanyekan gerakan untuk tidak menggunakan sedotan plastik.

Amrul juga mengajak aktivis lingkungan di wilayah DIY untuk turut serta mengkampanyekan gerakan ini agar menjadi kesadaran di tengah masyarakat. Apalagi DIY memiliki wilayah lautan yang juga harus dijaga kebersihannya. Bahkan ia mendorong pemerintah untuk turut serta dalam gerakan moral ini agar ke depan tidak bertebaran lagi sampah plastik yang tak bisa didaur ulang ini.

"Gerakan ini perlu ada keberanian dan kami apresiasi KFC Indonesia yang sudah berani melakukan ini. Semoga pemerintah juga bisa mengikutinya. Kami berharap ke depan ada regulasi yang mengatur soal sampah plastik atau sedotan plastik ini," ucapnya.

General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Hendra Yuniarto mengatakan pihaknya mengajak konsumen untuk menolak menggunakan sedotan plastik sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Gerakan itu telah berjalan sejak 2017 silam atau dikenal dengan gerakan #Nostrawnovement di wilayah Jabodetabek, namun pada 2018 inu berjalan di seluruh gerai KFC di Indonesia sebanyak 630 gerai.

Sebelum ada gerakan itu, pihaknya menghabiskan 12 juta sedotan plastik dalam sebulan untuk kebutuhan restoran. Adapun belanja khusus untuk sedotan dalam setahun sebesar Rp2 miliar.

"Tetapi gerakan ini bukan untuk angka itu, kami murni melakukan gerakan moral untuk mengurangi sampah sedotan plastik ini, karena kondisinya memperihatinkan, banyak sampah ini di laut. Kami harus berkontribusi dalam penyelamatan laut," ucapnya.

Sebagai penggantinya, pihaknya tetap menyajikan minuman dengan gelas terbuka sehingga bisa diminum tanpa sedotan. Pihaknya pernah berupaya mengganti sedotan dengan model bambu yang bisa diurai, namun pihak pensuplai tidak mampu memenuhi permintaan secara rutin.

"Ini bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan. Kami mengajak konsumen dengan menolak sedotan plastik sekali pakai saat memesan minuman di restoran KFC atau dimanapun mereka minum," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement