Advertisement
DURIAN MENOREH: Menikmati Gurihnya Keripik Kembang Durian Khas Menoreh

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Tak ada yang menyangka bunga durian yang biasa dimanfaatkan untuk bahan pupuk ataupun pakan ternak ternyata mampu disulap menjadi keripik. Bernama Keripik Kembang Duren Mangros, camilan ini dapat ditemukan di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang.
Keripik Kembang Durian Mangros berbahan dasar bunga durian menoreh, komoditas asli Desa Banjaroya. Dalam prosesnya bunga durian dilumuri tepung dan bumbu kemudian digoreng hingga bertekstur renyah. Tiap keripik berukuran sebesar bola kelereng dikemas dalam plastik transparan berstempel label sederhana dengan berat masing-masing 150 gram. Harga yang dipatok Rp10.000 hingga Rp15.000 per bungkus.
Advertisement
Penggagas Keripik Kembang Duren Mangros, Siti Qodriyah, mengatakan kreasi kuliner buatannya ini bermula dari iseng semata. Dia melihat durian menoreh yang tumbuh subur di Desa Banjaroya bisa diolah agar memiliki nilai jual yang tinggi.
"Tepatnya pada 2014 saya berpikiran untuk membuat olahan baru dengan harapan nilai jual durian tidak hanya buah saja, sehingga lahirlah keripik ini. Inovasi ini pernah menggondol predikat juara inovasi UMKM tingkat desa," kata Siti saat ditemui Harian Jogja dalam sebuah acara di Pasar Durian Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, akhir Desember 2018 lalu.
Selama ini, kata Siti, warga sekitar hanya memanfaatkan durian untuk dijual buahnya. Setiap masa panen yang dimulai Desember hingga Maret, warga menjual durian.
Dijelaskan Siti proses pembuatan keripik bunga durian diawali dengan membuat alas di kaki pohon sebagai wadah bunga durian yang gugur. Bunga itu kemudian dikeringkan. Bunga yang telah kering lalu direndam dalam air. Setelah itu dibersihkan lalu dibalur tepung dan digoreng. "Jadilah keripik kembang duren siap dikemas yang mampu bertahan hingga setahun," kata Siti.
Kepala Desa Banjaroya, Anton Supriyono, mengatakan produksi keripik durian merupakan salah satu kegiatan warga di desanya yang terus mengembangkan diri membuat produk khas desa. Selain keripik ada juga dodol durian dan jenang durian yang seluruhnya berbahan pokok durian.
Kemunculan produk-produk itu seiring dengan potensi utama desa penghasil durian menoreh yang menjadi komoditas unggulan. Tercatat terdapat 3.000 pohon durian yang ditanam di lahan seluas 20 hektare di Desa Banjaroya.
"Kondisi tanah di Banjaroya cocok ditanami durian khususnya varietas menoreh kuning. Belum tentu pohon asli menoreh kuning itu bisa ditanam di tempat lain. Komoditas ini kami manfaatkan sebaik mungkin sebagai potensi wisata," katanya.
Menurut Anton, kini warga di desanya menyadari pentingnya mengolah durian agar dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Ini juga tidak lepas dari harus siapnya warga dalam menyambut kehadiran jalur Bedah Menoreh yang menghubungkan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan Borobudur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wamendes: Koprasi Merah Putih Jangan Mematikan Usaha di Desa yang Sudah Ada
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Kurban, Ternak di Gunungkidul Wajib Kantongi Surat Kesehatan Hewan
- Soal Kelanjutan Rencana Pengembangan Wisata Malam Parangtritis, Begini Kata Dispar DIY
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
Advertisement