Advertisement
PERUBAHAN IKLIM : Pemkab Gunungkidul Siapkan Langkah Strategis

Advertisement
[caption id="attachment_415398" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/13/perubahan-iklim-pemkab-gunungkidul-siapkan-langkah-strategis-415396/cuaca-ilustrasi-reuters-4" rel="attachment wp-att-415398">http://images.harianjogja.com/2013/06/cuaca-ilustrasi-reuters-370x208.jpg" alt="" width="370" height="208" /> Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]
GUNUNGKIDUL-Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyiapkan berbagai kebijakan dan langkah strategis dalam rangka adaptasi perubahan iklim yang melanda Indonesia, khususnya di wilayah setempat.
Advertisement
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Syarief Armunanto di Gunungkidul, mengatakan upaya yang dilakukan di antaranya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui upaya penurunan temperatur atau efek rumah kaca, konservasi air dan penurunan risiko bencana.
"Kami telah membentuk kampung iklim dan desa tanggap bencana di Kabupaten Gunungkidul," kata Syarief Kamis (13/6/2013).
Ia mengatakan kebijakan untuk penurunan risiko bencana dengan penerbitan Peraturan Bupati Gunung Kidul Nomor 28 Tahun 2007 tentang Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2009-2013, rencana aksi daerah dalam penanggulangan bencana, sosialisasi dan perluasan mitigasi bencana.
"Atas kebijakan itu, Desa Nglegi Kecamatan Patuk mendapat trophi program kampung iklim tingkat nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan penghargaan sertifikasi rintisan program kampung iklim tingkat nasional dari KLH," katanya.
Untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, kata Syarief, dilakukan dengan upaya penurunan temperatur atau efek rumah kaca dilakukan dengan pengelolaan kawasan karst Gunung Sewu di Gunungkidul.
Menurut dia, pengelolaan kawasan karst sebagai upaya menjaga fungsi penyerapan karbondioksida.
Ia mengatakan kawasan karts Gunung Sewa yang memiliki luas 1.300 kilometer persegi berpotensi menyerap karbondioksida sebesar 293.800 ton per tahun.
"Pengelolaan kawasan karst diartikan sebagai kegiatan yang meliputi inventaris, penyelidikan, pemanfaatan, perlindungan sumberdaya pada kawasan karst. Fungsi utama dari pengelolaan kawasan karst adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan kawasan karst guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan," kata dia.
Sementara kebijakan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan curah hujan tinggi dan kekeringan, kata Syarief, yakni dengan panen ari hujan yang dilakukan dengan pembuatan sumur resapan, pembuatan biopori, pembuatan bak penampung air hujan (PAH), pembuatan embung, pembuatan bendungan, revitalisasi telaga dan perbaikan drainase.
"Kami terus melakukan berbagai upaya, supaya masyarakat pada musim kemarua tidak kekurangan air bersih, ketersediaan pangan tetap terpenuhi dan masyarakat menjadi mandiri dalam bidang energi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Peringati 16 HAKTP, Pemkot Solo Ajak Putus Rantai Kekerasan terhadap Perempuan
- UMK Klaten 2024 Tertinggi Keempat di Soloraya, Serikat Pekerja Belum Menerima
- Ketua Partai Gerindra Solo Sebut Rudy Brutal Karena Tidak Siap Kalah
- Fakta Baru Soal Upaya Pengaburan Kronologi Kematian Siswa SMPN 5 Karanganyar
Berita Pilihan
Advertisement

Penyidik Pastikan Firli Sudah Tiba di Bareskrim, Diperiksa Terkait Pemerasan Eks Mentan SYL
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement