Mundur, Dirut RS Jogja Bantah Karena Kasus Korupsi Pengadaan Alkes
Advertisement
http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/04/mundur-dirut-rs-jogja-bantah-karena-kasus-korupsi-pengadaan-alkes-422570/rumah-sakit-jogja-ist" rel="attachment wp-att-422571">http://images.harianjogja.com/2013/07/rumah-sakit-jogja-IST.png" alt="" />Harianjogja.com, JOGJA-Dokter Sri Aminah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit (RS) Jogja. Dokter spesialis anak tersebut mengatakan pengundurkan dirinya untuk berkonsentrasi menyelesaikan tesis.
Ditemui di kantornya, Sri yang masih aktif memimpin rapat di rumah sakit plat merah itu mengatakan, pengunduran dirinya sebagai jabatan fungsional murni alasan personal. Meski begitu, Sri mengatakan tetap menjalani tugasnya sebagai direktur hingga ada keputusan dari Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti.
Advertisement
“Tidak ada alasan lain, saya hanya ingin berkonsentrasi menyelesaikan tesis. Sudah ada peringatan dari fakultas [Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada] baik melalui email maupun SMS, untuk segera menyelesaikan [tesis] karena sudah tertunda lama,” jelasnya kepada Harian Jogja di kantornya, Kamis (4/7/2013).
Dia menolak ada keterkaitan pengunduran dirinya sebagai Direktur Utama RS Jogja dengan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) yang saat ini masih ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY. Dalam surat yang dilayangkan, alasan tersebut juga sudah ditulis dan dititik beratkan sebagai alasan mengundurkan diri.
“Saya kira tidak ada hubungannya [pengunduran diri dengan kasus tersebut]. Meski nanti saya mundur, saya akan tetap mendampingi. Saya punya tanggungjawab moral kalau anak buah saya terkena masalah. Sebab, saya 1000 persen yakin tidak ada yang salah dengan pengadaan alkes tersebut,” ujar Sri.
Sri juga membantah kabar yang beredar pengunduran dirinya diikuti oleh sejumlah dokter spesialis di RS Jogja. Dijelaskan Sri, saat menyerahkan surat pengunduran diri ke Pemkot beberapa waktu lalu, sejumlah dokter spesialis memang mendampinginya.
“Mereka mendampingi karena sistem pengelolaan rumah sakit ini bersifat kolektif parsitipatif antara rumah sakit dan komite medik, agar tidak yang ditutup-tutupi,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement