Advertisement

Harga Rumah di Jogja Rp88 Juta itu Tidak Realistis

Holy Kartika Nurwigati
Kamis, 19 September 2013 - 07:35 WIB
Nina Atmasari
Harga Rumah di Jogja Rp88 Juta itu Tidak Realistis Ilustrasi perumahan murah (JIBI/Solopos - Antara)

Advertisement

[caption id="attachment_448835" align="alignleft" width="452"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=448835" rel="attachment wp-att-448835">http://images.harianjogja.com/2013/09/rumah-murah-antara.jpg" alt="" width="452" height="300" /> Ilustrasi perumahan murah (JIBI/Harian Jogja/Antara)[/caption]

Harianjogja.com, JOGJA–Harga rumah murah bersubsidi yang dibanderol Rp88 juta di Jogja dinilai tidak realistis. Harga rumah tersebut sulit untuk direalisasikan karena tingginya harga tanah saat ini di Jogja.

Advertisement

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY Remigius Edy Waluyo mengatakan sangat sulit untuk merealisasikan produk properti perumahan rakyat ini.

“Harga tanah di Jogja ini sudah tinggi, jadi untuk merealisasikan rumah murah bersubsidi ini agak sulit,” ujar Remigius.

Program rumah murah bersubsidi yang telah dicanangkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat memang tidak mudah untuk direalisasikan. Di Jogja, hunian yang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke bawah kota ini baru terealisasikan sedikit.

Remigius kembali menegaskan proyek ini masih terkendala oleh harga tanah yang telah terpatok tinggi di sejumlah wilayah di DIY. Harga tanah di DIY rata-rata per meter sudah mencapai lebih dari Rp200.000.

“Kalau harga tanahnya bisa Rp100.000 per meter persegi bisa dibuat harga rumahnya Rp88 juta. Kalau lebih dari itu, harganya tidak bisa dipatok segitu. Padahal pemerintah inginnya rumah tersebut tidak lebih dari harga tersebut,” tandas Remigius.

Rumah murah bersubsidi ini masih sangat dibutuhkan. Di DIY daerah yang tepat untuk mengembangkan perumahan ini juga masih cukup banyak.

Remigius mengungkapkan Kulonprogo dan Gunungkidul masih berpotensi besar untuk dibangun perumahan ini. Selain itu, sebagian kawasan di kabupaten Bantul juga memiliki prospek yang baik untuk dikembangkannya perumahan rakyat ini.

“Kalau dikembangkan di Jogja dan Sleman sudah tidak mungkin. Karena memang harga tanahnya sudah mahal sekali,” pungkas Remigius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement