Advertisement
Kalanaru Theatre Movement Sajikan Kapai-kapai Ala Jawa

Advertisement
[caption id="attachment_450550" align="alignleft" width="370"]http://images.solopos.com/2013/09/teater-solopos1.jpg">http://images.solopos.com/2013/09/teater-solopos1.jpg" width="370" height="250" /> Ilustrasi pementasan seni (JIBI/Harian Jogja/Solopos)[/caption]
Harianjogja.com, JOGJA—Apa jadinya bila naskah Kapai-kapai karya Arifien C Noer dipentaskan menggunakan bahasa Jawa bukan bahasa Indonesia? Inilah yang akan dilakukan Kalanaru Theatre Movement saat tampil di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jl. Sriwedani pada 16-18 Oktober nanti.
Advertisement
Dalam pentas berdurasi selama 90 menit ini, Kalanaru Theatre Movement akan berkolaboroasi dengan pemain Sanggar Bangun Budaya asal, Dusun Sumber, Magelang, yang kesehariannya bersinggungan dengan seni tradisi.
"Kami sengaja memilih bahasa Jawa supaya naskah itu bisa mudah diterima oleh segala lapisan masyarakat," kata Ibed Suyana Yuga, sutradara Kalanaru Theatre Movement, Senin (23/9/2013).
Hanya saja, penggunaan bahasa Jawa, kata Ibed bukan tanpa kendala. Pasalnya, tidak semua naskah asli Kapai-kapai bisa di ubah ke Bahasa Jawa. Ibed mencontohkan, kalimat cermin tipu daya yang dalam bahasa Jawanya sulit untuk dicari padanan katanya. "Namun, mau tidak mau kami harus mencarinya," ucapnya.
Naskah Kapai-kapai dibuat 1970 silam. Naskah yang pernah menjadi salah satu karya dalam antologi seratus tahun drama Indonesia ini dipilih Kalanaru Theatre Movement karena menggambarkan potret sosial bangsa Indonesia saat ini. Dimana para pemimpin masih saja mementingkan syahwat politik kendati harus melukai rakyatnya.
"Harapannya, pentas ini bisa menjadi kontrol dan edukasi bagi penonton untuk kritis dengan kebijakan penguasa," katanya.
Ibed menyebut naskah yang ia mainkan ini sebagai bentuk gerakan budaya dalam menerapkan teater sebagai pintu masuk untuk mempelajari, mengintepretasi, lalu mempresentasikan kebudayaan suatu masyarakat.
Menurutnya, hal ini tidak banyak dilakukan kelompok teater di Jogja yang hanya menjadikan teater sebagai pertunjukan saja. "Karena teater bukan sekadar melakukan kerja namun jaga harus memiliki visi dan misi yang luhur dalam mengembangkan kebudayaan masyarakatnya," ucapnya.
Pentas Kapai-kapai secara garis besar berkisah tentang tokoh Abu yang berusaha mencari cermin tipu daya. Dengan segala cara ia berusaha mendapatkan cermin yang digambarkan mampui memberi kebahagiaan bagi siapa saja yang memilikinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya, Jumat 11 Juli 2025 (Malioboro Jogja-Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul)
- Kemendagri Terbitkan Izin Pelantikan JPT Pratama di Lingkup Kabupaten Sleman
- Kalender Event di Jogja, Jumat 11 Juli 2025
- Jadwal Pemadaman Listrik, Jumat (11/7/2025): Giliran Sekitar Jalan C Simanjuntak yang Kena Giliran
- Diduga Diserang Anjing Liar, Sejumlah Hewan Ternak Milik Warga Nanggulan Mati di Kandang
Advertisement
Advertisement