Advertisement

PILPRES 2014 : Jurkam Mahasiswa Rela Tombok karena Nge-fans

Minggu, 08 Juni 2014 - 21:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
PILPRES 2014 : Jurkam Mahasiswa Rela Tombok karena Nge-fans Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) Prabowo Subianto (kelima dari kiri) dan Hatta Radjasa (keempat dari kiri), serta pasangan capres/cawapres Joko Widodo (kelima dari kanan) dan Jusuf Kalla (keempat dari kanan) mengangkat tangan bersama Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Muhammad (kedua dari kiri), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik (ketiga dari kiri) dan anggota lain KPU Arief Budiman (kiri), Ida Budhiati (ketiga dari kanan), Juri Ardiantoro (kedua

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Juru kampanye (jurkam) capres-cawapres dari kalangan mahasiswa tidak semuanya dibayar. Ada juga mahasiswa yang dengan sukarela dan harus tombok saat menjadi tim sukses. Mereka melakukan kampanye di sosial media.

RN, 23, mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengaku dengan sukarela menjadi jurkam Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aktivis KAMMI itu beralasan, dengan ikut berkontribusi dalam politik praktis, kelak ia akan merasa lebih siap untuk terjun dalam politik setelah lulus kuliah.

Advertisement

Menjadi juru kampanye tidak melulu karena motif uang. Ada juga yang karena saking cintanya dengan salah satu pasangan, mahasiswa menawarkan diri menjadi juru kampanye.

Seperti yang dilakukan Arif Purnomo, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dia mengaku justru dia bersama komunitasnya yang berinisiatif mendekati tim sukses pasangan Jokowi-JK.

"Sudah lama saya bersama teman-teman di sini menaruh simpati kepada Jokowi. Rekam jejaknya selama ini kami nilai sangat positif untuk membangun Indonesia menuju kemajuan. Kami totalitas kali ini," ujar Agus kepada Harianjogja.com, Jumat (6/6/2014).

Selain kampanye lewat jejaring sosial dan diskusi, ada juga mahasiswa yang direkruet untuk terjun langsung ke masyarakat. Mereka oleh donatur diminta door to door menyakinkan warga untuk memilih tokoh yang diusung. Biasanya mereka dikenai target tertentu yang menentukan fee yang diperoleh.

Tunjung Laksono, Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadyah Yogyakarta (UMY) menilai positif apabila mahasiswa terjun secara langsung dalam momen pemilu, meski baru sebatas menjadi bagian dari tim sukses salah satu calon.

"Kelak mahasiswa yang bersangkutan juga harus bisa menjadi anggota legislator atau peluang politik lainnya. Saat ini proses belajarnya, kelak mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari pembelajaran saat ini," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPOM Temukan 181 Kosmetik Berbahaya, Pengguna Bisa Alami Iritasi hingga Kesehatan Janin pada Ibu Hamil

News
| Jum'at, 08 Desember 2023, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement