Advertisement

PILPRES 2014 : Ini Pendapat Warga DIY Tentang Acara Debat Presiden

Senin, 23 Juni 2014 - 12:10 WIB
Mediani Dyah Natalia
PILPRES 2014 : Ini Pendapat Warga DIY Tentang Acara Debat Presiden Pasangan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, seusai mengikuti debat Capres dan Cawapres pertama di Balai Sarbini Jakarta, Senin (9/6/2014). Debat kali ini merupakan debat tahap pertama yang menghadirkan pasangan capres dan cawapres dari lima kali debat yang dijadwalkan dengan tema yang Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum. (Dwi Prasetya/JIBI - Bisnis)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Debat calon presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak berpengaruh terhadap pilihan warga. Warga mengaku debat yang sudah tiga kali digelar tidak akan mengubah pilihannya pada coblosan 9 Juli mendatang.

Setidaknya itu didasarkan pada hasil survei tim Harian Jogja. Sebanyak 150 responden yang berada di lima kabupaten/kota di DIY diwawancarai secara langsung. Hasilnya, 109 responden mengaku menonton dan 41 responden tidak menonton acara debat.

Advertisement

Sebanyak 70  responden menyatakan debat yang digelar menarik, 68 responden menjawab tidak menarik, serta 12 responden mengaku tidak tahu. Mengenai pilihan sebanyak 29 responden mengaku debat akan berpengaruh pada keputusan memilih. Sebanyak 80 responden menjawab hasil debat tidak akan mempengaruhi pilihan dan sisanya 41 orang menjawab tidak tahu.

"Debat memang menarik, tapi hanya untuk kalangan tertentu. Dan selama ini masyarakat sudah sering dijejali dengan suguhan debat-debat serupa dalam setiap momen demokrasi," ujar Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Edwi Arief Setyawan kepada Harianjogja.com, Sabtu (21/6/2014).

Dengan kata lain, kini terjadi kebosanan dari masyarakat terhadap sebuah tayangan debat yang kemasan acaranya tidak berbeda jauh dengan menu debat-debat sebelumnya. Imbasnya, debat saat ini tidak mampu menjadi propaganda efektif untuk mengubah pilihan masyarakat.

Kampanye dalam pilpres kali ini disebutnya mulai mengadopsi model kampanye yang dilakukan negara maju seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan. Jejaring sosial dimanfaatkan menjadi sarana tim sukses menggalang dukungan.

Sementara, Wisnu Marta Adiputra, pakar komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan wahana debat capres sulit mengubah pilihan masyarakat terhadap kandidat yang terlanjur digandrungi. Menurut dia, debat capres justru menjadi prosedur mengukuhkan dukungan saja.

"Kecuali apabila kandidat mampu menyuguhkan sesuatu yang bernilai radikal mungkin dapat mempengaruhi pilihan masyarakat," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Firli Bahuri Bakal Diperiksa Lagi Jumat Pekan Ini

News
| Selasa, 28 November 2023, 21:37 WIB

Advertisement

alt

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY

Wisata
| Minggu, 26 November 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement