Advertisement
Bisnis Mebel di Kulonprogo Lesu, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-Bisnis mebel di Kulonprogo lesu, sekalipun potensi kayu tinggi. Minimnya sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengolah kayu disinyalir menjadi penyebab utama.
Masyarakat memilih untuk berbisnis gelondong yang berdampak pada 120 meter kubik kayu batangan bulat keluar dari Kulonprogo setiap hari.
Advertisement
Wahyono, pemilik usaha mebel Jati Indah di Dusun Ngipik, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, menuturkan, orang lebih memilih untuk menjadi pedagang kayu ketimbang pengusaha mebel. Alasannya, sulit mendapatkan SDM yang mampu mengolah kayu secara profesional di Kulonprogo.
“Bisa dikatakan, saat ini belum ada pengrajin yang mampu mengolah kayu dan merebut pasaran nasional dari Kulonprogo,” ujarnya, Jumat (31/10/2014).
Apalagi, sebutnya, usaha mebel yang minim SDM hanya bergantung pada pasar lokal saja, sebab pasar nasional akan memilih mebel yang dibuat oleh pengrajin profesional. Sementara, pasar lokal yang terdiri dari para petani hanya akan menjadi konsumen saat pertanian berhasil.
Diakuinya, selama ini belum ada pembinaan secara langsung dari pemerintah terkait pengembangan SDM di bidang kerajinan mebel. Rata-rata pemilik usaha mebel justru membayar orang dari luar Kulonprogo sebagai pengrajinnya.
Sulitnya SDM juga mengakibatkan orang Kulonprogo memasang tarif lebih mahal untuk mengerjakan pembuatan mebel. Ia memaparkan, pengrajin dari Klaten bisa dibayar Rp80.000 untuk satu pekerjaan, sedangkan orang Kulonprogo memiliki standar upah lebih tinggi untuk mengerjakan hal serupa yaitu sekitar Rp200.000.
Masyarakat yang tertarik di bisnis kayu, ungkap Wahyono, akhirnya memilih untuk menjual gelondong karena pasar yang lebih pasti dan penjualan lebih cepat.
Selain membuka usaha pembuatan mebel, ia juga bergerak di bidang penjualan gelondong. Omzet yang diperoleh per bulan mencapai Rp200 juta per bulan. “Dari omzet itu bisa terlihat usaha mebel hanya berkontribusi 20 persen saja,” tuturnya.
Dikhawatirkan Wahyono, jika keadaan ini terus dibiarkan potensi kayu, terutama kayu jati di Kulonprogo akan habis. Dalam satu hari, sekitar 120 meter kubik kayu dari Kulonprogo per hari, justru lari ke daerah lain, seperti Jepara.
“Akan lebih baik jika potensi sebesar itu dimanfaatkan untuk usaha mebel, tetapi juga harus diikuti dengan kapasitas SDM yang mumpuni,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Klarifikasi GoTo Terkait Mantan Petingginya Terseret Dugaan Korupsi Chromebook
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal, Tarif, dan Rute DAMRI ke Bandara YIA, Purworejo, Kebumen, dan Magelang
- Jadwal KA Bandara YIA Reguler dan Xpress Berangkat dari Stasiun Tugu Hari Ini (15/7/2025)
- Mutasi Pejabat Utama Polda DIY: dari Dirreskrimsus, Irwasda dan Kapolresta Jogja
- Siap-Siap! PLN Lakukan Pemadaman Listrik di Bantul dan Wates Kulonprogo Hari Ini (15/7/2025)
- Pagi Ini (15/7/2025) Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Cerah Berawan
Advertisement
Advertisement