Advertisement
BANJIR DI GUNUNGKIDUL : Belajar Dari Pengalaman, Warga di Sungai Besole Waspadai Banjir

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Warga di bantaran Sungai Besole, Wonosari diminta untuk mewaspadai bahaya banjir.
Pengalaman tahun lalu, di sepanjang aliran sungai di Dusun Gadungsari, Kepek, Besari dan Siraman terjadi banjir setinggi satu meter.
(Baca Juga : http://www.harianjogja.com/baca/2014/01/13/warga-gunungkidul-heran-banjir-terjadi-dua-kali-sebulan-481634">Warga Gunungkidul Heran Banjir Terjadi Dua Kali Sebulan)
Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Gunungkidul Irawan Jadmiko mengatakan, banjir menjadi salah satu bencana yang harus diwaspadai masyarakat saat musim hujan. Untuk itu, masyarakat di sepanjang aliran sungai diminta untuk memerhatikan lingkungan sehingga potensi banjir bisa dikurangi.
Advertisement
“Banjir tahun lalu harus menjadi perhatian bersama, sehingga masyarakat di sepanjang aliran Sungai Besole untuk lebih waspada.
Terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan,” kata Irawan saat ditemui Harianjogja.com di ruang kerjanya, Senin (17/11/2014).
Selain karena curah hujan tinggi, sedimentasi aliran sungai juga ikut andil terjadinya banjir. Namun, banjir juga seringkali disebabkan karena perilaku buruk masyarakat. Sampah yang dibuang sembarangan membuat aliran air jadi terhambat dan berdampak terhadap potensi banjir jadi semakin besar.
“Semuanya saling berkaitan, sehingga dibutuhkan kesadaran bersama untuk mengurangi risiko terjadinya banjir,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Irawan, pengalaman banjir yang terjadi di akhir 2013 lalu, ternyata banjir tak hanya terjadi di wilayah hulu (Besari, Siraman). Sebab, di wilayah hilir (Selang) juga tak luput dari terjangan air bah.
Berdasarkan penelitian, yang dilakukan Kapedal menemukan fakta bahwa makin berkurangnya serapan air ikut memberikan andil terjadinya banjir. Dia menjelaskan, banyaknya bangungan dengan sistem betonisasi dan semenisasi membuat air langsung menuju ke hilir tanpa bisa terserap ke dalam tanah.
Sementara itu, Camat Wonosari Iswandoyo mengakui di sepanjang aluran Kali Besole rawan banjir. Potensi rawan itu melihat terjadinya banjir di akhir tahun lalu. Dia menjelaskan, upaya pencegahan telah dilakukan antara lain normalisasi aliran sungai, pembuatan sumur resapan serta gerakan kebersihan lingkungan. Namun, menurut Iswandoyo, upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran dari masyarakat.
“Kami sudah membuat beberapa sumur resapan, hingga memperlancar aliran sungai supaya risiko banjir dapat dikurangi. Semua upaya itu akan berhasil jika didukung dengan kesadaran masyarakat di sekitar aliran sungai, terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan” serunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI: RUU KUHAP Berisi 334 Pasal dengan 10 Substansi Perubahan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kalurahan Tegalpanggung Jogja Kelola Sampah Organik dengan Biopori
- Rental Motor di Sleman Kebanjiran Order Saat Libur Panjang
- Tempat Relokasi Parkir ABA, Jukir Sebut Libur Sekolah Tak Berdampak Signifikan
- Budi Daya Kedelai Hitam di Gunungkidul Mencapai 68 Hektare
- Malioboro Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Sepanjang Waktu, Skenario Digodok Dishub Jogja
Advertisement
Advertisement