Advertisement
8 KK Asal Sleman Diperkirakan Berangkat ke Lokasi Transmigran Akhir Tahun Ini

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Program transmigrasi untuk masyarakat Kabupaten Sleman terus berjalan meski program ini sempat menimbulkan persoalan penyerobotan lahan oleh perusahaan sawit di Sulawesi Tenggara. Adapun calon transmigran (catrans) asal Bumi Sembada diperkirakan berangkat pada akhir 2025.
Kepala Disnaker Sleman, Sutiasih, mengatakan pihaknya masih menunggu surat pemerintah pemberangkatan (SPP) dari Kementerian Transmigrasi yang nantinya akan turun lewat Pemerintah Provinsi DIY.
Advertisement
“Kalau menurut informasi dari Provinsi, pemberangkatan catrans mulai November hingga November 2025,” kata Sutiasih dihubungi, Jumat (18/7/2025).
Kuota transmigrasi untuk Kabupaten Sleman dalam program transmigrasi 2025 dibuka untuk delapan kepala keluarga (KK). Syarat utama pendaftar adalah minimal berusia 18 tahun dan maksimal 49 tahun. Apabila lolos transmigran akan mendapat beberapa fasilitas, seperti rumah siap huni dan lahan pekarangan serta lahan usaha.
BACA JUGA: Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
Selain itu, ada jatah hidup 12 bulan untuk transmigran yang mendapat lahan kering dan 18 bulan untuk lahan basah, tiket keberangkatan, dan bantuan modal usaha dari Pemkab Sleman sebesar Rp13 juta per KK.
Adapun lokasi penempatan transmigrasi tahun ini ada di Keladen, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, lalu ada Pulau Nibung dan Sungai Baru, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Pemkab Sleman mendukung program transmigrasi ini. Menurut Bupati Sleman, Harda Kiswaya, dukungan tersebut perlu disertai sikap kehati-hatian dalam memastikan lokasi penempatan aman dan hak transmigran terpenuhi.
Hal tersebut dilakukan agar tidak ada kejadian sebagaimana terjadi di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara di mana sebanyak 13 KK asal Sleman belum mendapat hak atas tanah. Dari 2 hektar (ha) tanah yang dijanjikan, baru 1 ha yang diberikan. Bahkan, ada perusahaan sawit menyerobot lahan 1 ha tersebut.
Jumlah transmigran tersebut pada awalnya adalah 25 KK dengan total 86 jiwa asal daerah Kabupaten Sleman. Mereka semua merupakan korban erupsi Merapi yang kemudian diberangkatkan sebagai transmigran ke UPT Arongo, Desa Laikoandongan, Konawe Selatan, Sulteng pada 2011. Sesuai perjanjian setiap KK akan diberikan lahan seluas 2 ha yang terdiri atas lahan pekarangan 0,25 hektare, lahan usaha I seluas 0,75 ha dan lahan usaha II seluas 1 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satgas Saber Pungli Dihapus, Manfaatkan Penegak Hukum untuk Menindak Pungutan Liar
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Nahas, Buruh Lepas asal Pajangan Meninggal Dunia saat Pasang Plafon di Kasihan Bantul
- Catat! Ada Ratusan Layang-Layang Hiasi Langit Pantai Parangkusumo pada JIKF 2025, 26-27 Juli 2025
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
Advertisement
Advertisement