Advertisement
GELOMBANG TINGGI : Ombak Tinggi, Nelayan Congot Takut Melaut

Advertisement
Gelombang tinggi mengakibatkan nelayan enggan melaut.
Harianjogja.com, KULONPROGO-Ketinggian ombak di perairan Kulonprogo mencapai lebih dari delapan meter selama beberapa hari ini. Akibatnya, sejumlah nelayan di kampung nelayan Pantai Congot enggan melaut.
Advertisement
“Hari ini [kemarin] ombaknya besar sekali, jadi tidak bisa melaut. Kemarin masih bisa melaut, walaupun ombak sudah mulai tinggi,” ujar salah satu nelayan Pantai Congot Susanto, Selasa (8/9/2015).
Susanto mengungkapkan, apabila ombak besar melanda seperti ini, dirinya hanya menganggur di rumah. Sesekali menganyam jaring atau merapikan dan membersihkan jaring. Padahal, musim seperti ini biasanya nelayan banyak menangkap ikan pari dan lobster. Dalam sekali melaut, rata-rata pendapatan yang diperolehnya bisa mencapai Rp3 juta.
Saat ini, harga ikan pari di pasaran mencapai Rp20.000 sampai Rp25.000 per kilogram. Di musim seperti ini, nelayan juga bisa panen tangkapan lobster.
“Tapi karena ombak besar begini, tidak bisa dapat apa-apa. Harga lobster per tiga ons saja bisa sampai Rp300.000. Rata-rata pendapatan bisa sampai Rp3 jutaan,” ungkap Susanto.
Beberapa hari lalu, dirinya sempat memasang jarring di laut. Susanto mengatakan, lantaran ombak besar, jarring yang dipasang tidak bisa diambil. Keesokan harinya, saat diangkat jaring yang dipasangnya dipenuhi sampah. Akibatnya, jaring ikan tersebut rusak dan tidak lagi bisa dipakai untuk menangkap ikan.
“Ini saya potongi untuk diambil tali tambangnya. Jaringnya sudah tidak bisa dipakai lagi karena banyak tersangkut sampah. Kemarin ombaknya sempat besar sekali, sampai sembilan meter. Mungkin sampahnya terbawa arus nyangkut di jaring,” jelas Susanto.
Ombak besar juga membuat nelayan yang selama ini menjaring ikan di pinggiran pantai, akhirnya beralih ke muara Sungai Bogowonto. Surono, salah satu nelayan penjaring ikan mengaku sudah beberapa hari menjaring ikan di muara sungai. Ketinggian ombak yang tidak wajar dan angin yang kencang membuatnya takut menjaring ikan di kawasan pantai.
“Gelombangnya tinggi, takut kalau harus ke tengah jaring ikan. Akhirnya ke sungai, tapi di sini pun sulit mendapatkan ikan,” ungkap Surono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Himpunan Pengusaha Muda Kulonprogo Dukung Pemkab Majukan usaha Lokal
- Kodim Jogja Fest Bakal Digelar Dua Minggu Sekali, Tersedia Sembako Murah hingga Bazar UMKM dan Kuliner
- Program PTSL di Gunungkidul Sasar 3.500 Bidang Tanah
- Banyak Beralih Fungsi, Pemkab Bantul Petakan Ulang Lahan Pertanian Produktif
- JCW Dukung Penuntasan Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan TIK di Dinas Pendidikan Gunungkidul
Advertisement
Advertisement