Advertisement
HARGA KEBUTUHAN POKOK : Stok Sapi Potong Kurang, Harga Daging Sapi Terpaksa Naik
Advertisement
Harga kebutuhan pokok berupa daging sapi naik.
Harianjogja.com, JOGJA-Data pantauan harga bahan pangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) menunjukkan, harga rata-rata daging sapi sebesar Rp118.000 per kg. Untuk daging sapi kualitas II, harga rata-ratanya sebesar Rp112.000 per kg, dan kualitas ketiga sebesar Rp106.333 per kg.
Advertisement
Ketua PPDSS Ilham Akhmadi mengungkapkan, kenaikan harga itu dilakukan karena ketersediaan sapi potong berkurang sehingga antara permintaan dan ketersediaan tidak seimbang.
“Cari sapi siap potong di pasar hewan semakin menyusut. Kalau enggak menaikkan harga, pemotong dan penjagal merugi,” kata dia, Selasa (23/2/2016)
Ia mengakui, kenaikan harga akan membuat pembeli berkurang. Kondisi ini dinilai dilematis. Di satu sisi, penjualan berkurang, di sisi lain akan merugi jika tidak menaikkan harga.
“Ini dilematis. Daya beli masyarakat turun sekitar 30 persen hingga 40 persen. Sekarang, banyak bakso yang dicampur ayam, masakan katering yang berbahan dasar daging sapi juga berkurang,” kata dia.
Ilham menyebutkan, solusi yang harus dipikirkan adalah membuat pasokan sapi tetap lancar. Hal itu memerlukan proses panjang dan harus didukung oleh semua pihak termasuk Pemerintah. “Pemerintah harus ada data. Perbaiki indukan dan evaluasi program. Ayo kita kerja bareng,” ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengungkapkan, untuk stok sapi di DIY cukup aman. Jumlahnya besar namun termasuk anakan sapi. Peternak di DIY beternak dengan skala kecil. Rata-rata hanya memiliki tiga hingga lima ekor sapi. “Tidak semua petani menjual sapinya untuk dipotong. Kalau belum butuh uang belum dijual,” jelas dia.
Ia menyebutkan, kesulitan mendapatkan sapi potong bukan karena jumlah populasi yang berkurang. Saat ini ada sekitar 340.000 ekor sapi di DIY di mana di dalamnya termasuk pedet (anakan sapi). Saat ini, justru ada kecenderungan peternak untuk menggemukkan sapi peliharaannya karena stok pakan yang mudah. “Nanti, saat pakan susah, mereka akan menjualnya,” ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gibran Semakin Banyak Terima Aduan Warga dari Solo hingga Papua
- Polisi Selidiki Kronologi dan Penyebab Kebakaran Ruko Mampang Tewaskan 7 Orang
- Cegah Meluasnya Kasus DBD, Relawan Lakukan Pengasapan Permukiman Warga di Solo
- Kakorlantas Polri: Kecelakaan di KM 58 & Tol Batang Terparah pada Lebaran 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
- Jaring Masukan, Bapelkes DIY Gelar Forum Komunikasi Publik
- Taman Pintar Dikunjungi 3 Ribu Lebih Wisatawan Sehari Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement