Advertisement
WISATA KULONPROGO : Pantang Wayangan di Sekitar Petilasan Damarwulan

Advertisement
Wisata Kulonprogo tentang peninggalan sejarah.
Harianjogja.com, KULONPROGO-Pada 2012 lalu, Pemkab Kulonprogo meresmikan Dusun Talunombo di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih sebagai desa wisata. Selain keindahan alam, Talunombo juga menawarkan obyek wisata lain yang disebut warga setempat sebagai Petilasan Damarwulan.
Advertisement
Talunombo yang terletak di wilayah perbukitan sering dimanfaatkan penggemar olah raga ekstrim motor trail. Ada sebuah pendapa yang bisa dijadikan tempat beristirahat pengunjung. Titik tertinggi yang dinamai Puncak Puspa Ardi menawarkan banyak pemandangan menawan, mulai dari garis pantai selatan hingga Gunung Merapi.
Warga Talunombo juga tengah mengembangkan wisata kebun buah yang terinsipirasi dari Kebun Buah Mangunan, Bantul. Mereka memanfaatkan Sultan Ground (SG) seluas dua hektare dengan menanami ratusan pohon buah-buahan.
Namun, jika menjelejah lebih dalam ke kawasan pemukiman penduduk, pengunjung akan menemukan sisi lain dari Tanulombo. Keberadaan Petilasan Damarwulan diyakini sebagai cikal bakal Dusun Talunombo.
“Menurut kepercayaan, itu tempat kelahiran Raden Damarwulan dari Majapahit,” ungkap Kepala Dusun Talunombo, Kuswara, Senin (7/3/2016).
Petilasan Damarwulan awalnya hanya ditandai dengan sebuah pohon teja yang dikelilingi pagar bambu. Empat tahun yang lalu, rehabilitasi dilakukan dengan membangun pagar yang lebih kokoh dan dihiasi berbagai ukiran.
“Di dalamnya ada lumpang kenteng yang konon dipakai untuk menidurkan Damarwulan kecil,” ujar Kuswara.
Tokoh masyarakat Talunombo, Sarjuri mengungkapkan, banyak orang-orang yang berdatangan ke Petilasan Damarwulan untuk berziarah. Mereka percaya harapan dan keinginannya bisa terkabul jika berdoa di sana.
“Ada juga orang pintar datang untuk mengambil pusaka gaib,” ucap dia.
Sarjuri menambahkan, ada sebuah pantangan yang tidak boleh dilanggar siapapun. Kesenian wayang menjadi pertunjukan terlarang di sekitar Talunombo. Jika ada yang nekat melanggar, keselamatan acara dan penyelenggara diyakini bakal terancam.
“Katanya karena ini wilayah pengikut Majapahit, jadi tidak boleh wayangan,” kata Sarjuri.
Fenomena lain yang melekat pada Petilasan Damarwulan adalah kepercayaan adanya empat burung puyuh berukuran besar. Dua ekor berwarna merah dan dua ekor lainnya hitam. Mereka memiliki kaki berwarna keemasan. Konon, kicauan burung puyuh yang terdengar dari petilasan tersebut merupakan kode jika akan ada warga sekitar yang meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Selama Mei 2025, Cek Lokasinya di Sini
- Jadwal Bus DAMRI di Jogja Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Cek Lokasi Keberangkatannya
- Lokasi dan Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Selama Mei 2025
- Cuaca di Jogja Hari Ini Minggu 11 Mei Diprediksi Cerah, Saatnya Jalan-jalan
Advertisement