Advertisement
INDUSTRI KULIT : 60% Bahan Baku untuk Industri Penyamakan Kulit masih Impor

Advertisement
industri kulit di Indonesia masih membutuhkan imopr bahan
Harianjogja.com, BANTUL- Pasokan bahan baku untuk penyamakan kulit dari para peternak yang dibawahi oleh Kementrian Pertanian yang masuk ke perusahaan industri ke seluruh wilayah di Indonesia hanya sekitar 40%.
Advertisement
Sementara itu untuk terus memenuhi kebutuhan bahan, perusahaan penyamakan kulit tersebut harus melakukan impor dari luar negeri.
Wakil Direktur Diyono HS, mengatakan sebenarnya permasalahan untuk indistri penyamakan kulit masih klasik, setiap tahunnya selalu sama.
“Kendala bagi kami setiap tahunnya masih selalu sama yaitu kekurangan bahan baku untuk penyamakan kulit, sehingga kami harus mengimpor sebanyak 60% dari kebutuhan industri kami,” ujar Diyono, Selasa (29/3/2016).
Diyono juga mengeluhkan susahnya untuk regulasi dari kementrian pertanian ketika perusahaan akan mengimport bahan kulit, sementara untuk ekspor kulit yang sudah kami samak diekspor dengan sangat lancar hal tersebut membuat masalah untuk kegiatan produktifitas perusahaan.
“Produk kami sangat lancar di ekspor keluar negeri, bahkan porduk kami mampu bersaing dengan produk dari Negara lain seperti Cina, namun jika untuk mengimport bahan kami masih dipersulit maka perkembangan untuk industry penyamakan kulit akan jalan ditempat dan tidak berkembang,” kata Diyono.
Anggota Komisi VI DPR RI, Tifatul Sembiring dalam kunjungannya terkait untuk pengembangan industri di PT Adi Satria Abadi (ASA) yang terletak di Sitimulyo, Piyungan, Bantul Selasa (29/3/2016) siang memaparkan, pihaknya akan menyampaikan keluhan tersebut ke anggota DPR RI komisi IV, apa yang telah disampaikan oleh wakil direktur PT ASA akan dikaji dan dirapatkan.
“Kita akan menyampaikan hal tersebut ke Komisi IV, semoga permasalahan tersebut dapat segera kami tangani, sementara untuk pengembangan industri di wilayah Bantul memang belum bisa seperti di wilayah lain seperti Surabaya atau Jakarta, namun wilayah Bantul juga memiliki potensi yang juga sangat besar,” papar Tifatul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
- Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
- Cek! Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
- Pekerja di DIY Dukung SE Larangan Penahanan Ijazah, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement