Advertisement
Komunitas Jurnalis Bantu SDIT Ibnu Abbas
Advertisement
Komunitas Jurnalis Joran Indonesia (Jojoners) menggelar aksi sosial di SDIT XI Yayasan Islam Cahaya Hati Ibnu Abbas, Pakembinangun, Pakem.
Harianjogja.com, SLEMAN- Sebanyak 40 orang Jurnalis Joran Indonesia (Jojoners) menggelar aksi sosial di SDIT XI Yayasan Islam Cahaya Hati Ibnu Abbas, Pakembinangun, Pakem Sleman.
Advertisement
Selain melakukan pembenahan perpustakaan, komunitas wartawan pecinta olahraga memancing ini juga memberikan donasi fasilitas olahraga, sumbangan buku dan alat tulis kepada para siswa. Bersama para siswa, komunitas jurnalis tersebut juga menabur ratusan benih ikan di Kali Karangasri, Karanggeneng, Pakembinangun.
Pembina Jojoners Pratama D Persadha mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh wartawan foto, cetak, elektronik dan online yang memiliki hobi memancing. Selama dua tahun berdiri, Jojoners telah melakukan berbagai kegiatan yang tidak hanya melibatkan anggota, tetapi juga masyarakat umum.
"Tahun ini, Jurnalis Joran menggelar program ‘Jojoners Care to Share’ yang fokus pada bidang pendidikan," kata Pratama, Sabtu (2/4/2016).
Dia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari misi komunitas untuk lebih dekat dengan masyarakat, sekaligus ikut mencerdaskan generasi muda penerus bangsa.
Dalam setahun, katanya, Jojoners menggelar tiga hingga empat kali kegiatan. Dipilihnya SDIT Ibnu Abbas dalam program tersebut lantaran kondisi dan fasilitas di sekolah tersebut masih menyedihkan.
"Kami tergerak untuk memberikan bantuan. Ini juga menjadi cambuk bagi Pemda agar memerhatikan fasilitas di sekolah. Masak dari Jakarta ke Jogja ngasih bantuan ke Sleman yang dikenal juga dengan pusat pendidikan," kritiknya.
Menurutnya, dikotomi sekolah negeri dan swasta hanya masalah administrasi saja. Pemerintah tidak boleh membeda-bedakan untuk memenuhi fasilitas pendidikan yang layak.
"Kalau fasilitas kurang layak, hanya berbekal semangat saja, itu kurang pas untuk siswa. Pemerintah wajib menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai," katanya.
Sementara, salah seorang guru di sekolah tersebut Ratiyani mengatakan, sebanyak 109 siswa belajar di sekolah tersebut. Selain berasal dari wilayah sekitar Pakem, beberapa siswa juga berasal dari Srumbung Magelang.
"Sebagai SDIT, kami menekankan pendidikan keagamaan dengan sistem full day. Ada kegiatan menghafal alquran dan kelas empat sudah bisa membaca alquran," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tebing Longsor, Kereta Jakarta-Jogja Dialihkan lewat Bandung, Ini Daftarnya
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Permudah Pelanggan KRL, KAI Commuter Line Luncurkan Aplikasi C-Access
- 100 Pemuda Ikuti Latihan Kepemimpinan di Jogja
- Dispar DIY Genjot Kunjungan Wisatawan di Desember Ini
- Tak Melulu di Malioboro, Dispar DIY Sebut Desa Wisata Kini Jadi Favorit Wisatawan
- Tak Kantongi Izin Kepolisian, Empat Agenda Kampanye di Jogja Batal
Advertisement
Advertisement