Advertisement
PENDIDIKAN GUNUNGKIDUL : SMA Swasta di Pinggiran Sepi Peminat
Advertisement
Pendidikan Gunungkidul menghadapi masalah minimnya peminat di sekolah pinggiran
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL -- Minat siswa SMP untuk melanjutkan sekolah ke SMA masih sangat minim.
Advertisement
Penyebabnya siswa di Gunungkidul lebih banyak menjatuhkan pilihannya ke SMK karena keinginan untuk bekerja setelah lulus sekolah lebih besar ketimbang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Salah satu sekolah yang merasakan dampak dari kurangnya minat siswa terhadap SMA ialah SMA Muhammadiyah Wonosari.
Selama beberapa tahun jumlah siswa yang mendaftar masih belum sesuai dengan harapan, karena mayoritas siswa smp memilih SMA Negeri, SMK, atau bahkan tak melanjut sekolah. Hal tersebut menjadi hal yang cukup meresahkan karena setiap tahun muncul kekhawatiran akan kehilangan murid.
Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Wonosari, Paryana mengungkapkan hal tersebut telah menjadi persoalan sejak beberapa tahun yang lalu. Kekhawatiran akan tidak adanya murid yang mendaftar terus muncul setiap ajaran baru dimulai.
Namun pihaknya tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan diantaranya dengan melakukan jemput bola. Sebagian sekolah di kecamatan Gunungkidul telah disisir dan disasar untuk menawarkan agar bersekolah di SMA yang ia ampu.
"Setiap tahun kami datangi sekolah sampai rumah-rumah siswa SMP untuk mengajak mereka bersekolah di SMA ini," kata dia, Senin (23/5/2016).
Metode yang digunakan yakni dengan menyebarkan angket minat. Angket tersebut kemudian diisi oleh siswa untuk mengetahui apakah minat mereka melanjutkan ke SMK/ SMA/ bekerja.
Setelah mendapatkan data, akan dilakukan penyisihan data. Pihak sekolah akan memfollow up siswa yang berminat bersekolah di SMA.
Paryana menuturkan, bahwa selama ini diketahuinya bahwa minat siswa SMP masih kecil untuk bersekolah di SMA, terlebih SMA Swasta. Kalaupun memilih SMA, Apabila nilai siswa baik pasti akan lebih memilih SMA negeri. Pada penerimaan murid baru pada tahun 2015 lalu tak mencapai target tiga kelas yang tersedia.
"Tahun kemarin hanya 60an siswa saja. Setiap kelas cuma terisi 20 siswa. Padahal target kami paling tidak 70 siswa untuk mengisi tiga kelas," kata dia.
Jumlah siswa yang mendaftar pada tahun lalu tersebut dirasa lebih mending dibandingkan penerimaan dua tahun lalu. Miris, hanya sekitar 25 siswa yang bertahan di kelas 11 saat ini. Paryana mengakui peminat sangat sedikit sekali di SMA Swasta. Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk meyakinkan calon siswanya agar mau melanjutkan ke SMA. Untuk ke depannya, SMA pun tak harus melanjutkan ke perguruan tinggi, karena dari SMA juga dapat bekerja.
Ia berharap pemerintah dapat terus memberikan pemahaman kepada anak-anak usia sekolah agar mau melanjutkan jenjang sekolah. Karena sepanjang proses survey yang pihaknya lakukan masih banyak anak yang usai SMP tidak melanjutkan ke jenjang Menengah atas dikarenakan kendala ekonomi keluarga.
"Anak anak jangan berhenti 9 tahun belajar, tapi lanjutkan minimal 12 tahun. Untuk mengikuti program pemerintah juga," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ini Dia Ernando Ari Sutaryadi, Pahlawan Kemenangan Timnas U-23 atas Korsel
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement