Advertisement
PEMKAB KULONPROGO : Gara-gara Irigasi, Pertumbuhan Ekonomi Nanggulan Pesat

Advertisement
Pemkab Kulonprogo terus berbenah.
Harianjogja.com, KULONPROGO - Pemerintah Kulonprogo, menilai ekonomi masyarakat Kecamatan Nanggulan tumbuh dengan pesat setelah masuk jaringan irigasi dari Kalibawang pada 1978-1979.
Advertisement
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan setiap musim kemarau, sebagian daerah Nanggulan kesulitan air sehingga tanaman sulit tumbuh dan kondisinya memprihatinkan.
"Sekitar 1978-1979, Desa Donomulyo mendapatkan irigasi dari Kalibawang. Sejak itu masyarakat mulai mencetak sawah baru, termasuk di Wijimulyo. Di tempat-tempat yang tinggi dimana air sulit untuk mengalir, petani berusaha menaikkan air dengan berbagai kreativitasnya sehingga bisa mengalir di lahan pertanian," kata Sutedjo dalam kunjungan kerja BBGRM di Nanggulan seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/5/2016).
Menurut dia, pembangunan di Nanggulan dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Peningkatan kesejahteraan di Nanggulan sudah berlipat-lipat dibanding pertengahan 1970-an.
"Oleh karena itu, kemajuan-kemajuan tersebut mari kita lestarikan," katanya.
Selain itu, atas nama Pemkab Kulonprogo, ia mengucapkan terima kasih karena swadaya enam desa di Nanggulan sangat bagus dibandingkan dengan bantuan Dana Alokasi Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak, dan hasil retribusi yang berjumlah lebih dari Rp9 miliar.
Di Donomulyo jumlahnya mencapai Rp 1,8 milyar. Sedangkan swadaya yang tertinggi dari Desa Banyuroto, yang mencapai lebih dari Rp1 miliar. Meskipun bantuan ADD sekitar Rp1,5 miliar, sehingga persentase swadayanya bisa mencapai 75-80 persen.
"Di seluruh kecamatan, jumlah swadaya mencapai sekitar Rp3,8 miliar. Terhadap bantuan pemerintah, kami meminta agar dikelola dengan maksimal, karena bantuan tersebut hanyalah untuk memicu keberdayaan masyarakat," katanya.
Camat Nanggulan Jasil Ambar Wasan mengatakan kecamatan yang dipimpinnya memiliki berbagai potensi yang menarik untuk dikembangkan, seperti produktifitas tanaman pertanian yang tinggi, hijauan makanan ternak berlimpah, banyak drainase yang potensial untuk pengembangan perikanan darat, UMKM, maupun penambangan bahan galian C.
Meski demikian, diakuinya masih ada permasalahan yang dihadapi, seperti rawan kekurangan air di Banyuroto dan Donomulyo, kerusakan jalan, RTLH, sertifikasi tanah, dan kebiasaan BAB sembarangan.
"Isu strategis yang dihadapi adalah pengembangan wilayah perkotaan Dekso-Kalibawang yang membawa perubahan masyarakat sekitar, pengembangan kawasan minapolitan, kawasan hinterland sebagai penyokong kawasan agropolitan dan program swasembada beras," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

1 Polisi Korban Letusan Gunung Marapi Masih Belum Ditemukan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Lokasi Keberangkatan dan Harga Tiket Bus Damri Bandara YIA Kulonprogo
- Jadwal Pemadaman Listrik di Bantul Hari Ini, 5 Desember 2023
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo, 5 Desember 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja, 5 Desember 2023 dari Stasiun Palur dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement